TEMPO.CO, London - Petinju asal Inggris, Amir Khan, tak mau hanya diam saat mengetahui pemberontak Taliban pada 16 Desember 2014 telah menewaskan 132 anak sekolah di Peshawar, Pakistan. Di antara hari raya Natal dan tahun baru nanti, ia akan berkunjung ke Pakistan untuk membangun kembali sekolah yang dihancurkan pemberontak itu.
"Ini penting untuk pergi ke sana sekarang dan mengirim pernyataan ke banyak orang bahwa Amir Khan sedang pergi dan dia pergi ke sana untuk membuat perbedaan," ujar peraih medali perak Olimpiade 2004 ini.
Khan telah menyumbangkan 30 ribu poundsterling (senilai Rp 588 juta) untuk sepasang sepatu yang dipakainya saat memenangi pertandingan di Las Vegas melawan Devon Alexander, untuk membantu pembangunan kembali sekolah dan tak memperdulikan potensi bahaya dalam pembicaraannya.
Menurut Khan, pemberontak Taliban menewaskan anak-anak sebagai tindakan yang kejam. "Mengatur guru terbakar di depan anak-anak, orang-orang ini kejam dan tidak mempunyai otak, dan saya tidak dapat percaya mereka dapat melakukan hal semacam itu," ujar dia.
Khan yang kini telah menikah dan memiliki bayi perempuan bernama Lamsya berusia 7 bulan, tak bisa membayangkan jika itu terjadi pada putrinya. "Saya memiliki gadis kecil. Membayangkan saya mengirimnya ke sekolah, dan kemudian diberi tahu dia telah dibunuh," kata dia.
Sebagai petinju, Khan menyadari bahwa posisinya tidak menguntungkan untuk ikut terlibat membantu Pakistan. Namun, ia tak bisa hanya diam. "Beberapa orang tidak akan mengatakan tentang Taliban sebab mereka tidak ingin masuk dalam politik, tapi saya terbuka, saya hanya ingin berbicara kebenaran." ujarnya. "Ini sulit, tetapi tinju telah mendidik saya dan membuat saya lebih pintar," dia menambahkan.
Kakek Khan, berasal dari Rawalpindi, dia pindah ke Inggris tahun 1963. Walaupun terlahir di Bolton, tetapi ia tetap merasa mempunyai kedekatan dengan Pakistan. Sebelumnya, di tahun 2005, setelah terjadi gempa bumi di Pakistan, ia juga berkunjung ke sana langsung untuk membantu pembangunan kembali sekolah dan rumah sakit.
"Tidak ada orang yang menjadi panutan di Pakistan, saya ingin orang-orang melihat Amir Khan sebagai orang yang baik, muslim yang baik, orang Pakistan yang baik dan bahwa mereka seharusnya seperti saya," ujar Amir.
DAILY MAIL | RINA W.
Berita Lain:
MU Ditahan Aston Villa, Louis van Gaal Frustrasi
Lawan Didukung Paus, Tapi Madrid-lah 'Tim Tuhan'
Menpora Ingatkan Pengurus PSSI Tahu Diri