TEMPO.CO, Kota Kinabalu - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan blusukan ke sebuah peternakan ayam di kawasan Inanam, Sabah Malaysia (20km di luar kota Kota Kinabalu), Sabtu, 20 Desember 2014 lalu.
Dia menemui orang tua dari seorang pelajar bernama Firno yang bersekolah di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK). Demikian siaran pers yang diterima Tempo dari Konsulat Jenderal RI di Sabah, Minggu, 21 Desember 2014.
Anies ingin melihat langsung kehidupan dari Yoseph, orang tua dari Firno yang bekerja di Ladang Peternakan Ayam Cyon Som di Inanam.
Firno adalah salah satu dari pelajar SMA SIKK berprestasi yang perlu mendapat perhatian mengingat ybs menjuarai lomba kesenian (bernyanyi) padahal orang tuanya adalah pekerja kasar di peternakan ayam tersebut.
Dalam tanya jawab Anies dengan Yoseph terungkap beberapa permasalahan yang memerlukan bantuan dari pemerintah, yaitu kesulitan mendapatkan visa pelajar, paspor yang sudah mati dan kesulitan transportasi.(Baca :Menteri Anies Tantang Pelajar Membuat Kapal )
Kepada Anies, Yoseph menceritakan bahwa Firno anaknya itu pernah ditangkap dan ditahan aparat sepulangnya pada sore hari dari sekolah karena tidak memiliki dokumen. Untuk mengeluarkannya dari tahanan, Yoseph terpaksa harus mengeluarkan ratusan Ringgit Malaysia untuk membayar denda/compound.
Yoseph pun menceritakan perasaan hati tidak tenang ketika Firno selalu terlambat pulang setiap hari karena sulit mendapatkan transportasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri karena sudi berkunjung ke bedeng perumahan kami. Namun selanjutnya kami memohon dapat diberikan bantuan bus sekolah untuk transportasi buat anaknya Firno dan anak-anak lain yang bertempat tinggal di sekitarnya," kata Yoseph seperti dilansir rilis KJRI Sabah.
Yoseph berkata bahwa aparat imigrasi dan Polisi Malaysia dalam beberapa bulan terakhir semakin gencar melakukan operasi. Hal inilah yang menyebabkan dirinya dan para orang tua yang anaknya bersekolah di SIKK selalu merasa tidak tenang. Biasanya pada petang hari, kendaraan umum dari SIKK menuju rumahnya sulit untuk didapat. Saya bersama istri selepas matahari terbenam selalu berdiri di pinggir jalan menunggu Firno pulang , demikian kata Yoseph. Firno adalah anak tertua saya dan harapan saya di masa yang akan datang, tambahnya.
Anies berkunjung ke Kota Kinabalu untuk meresmikan sebuah gedung SMA baru di SIKK pada tanggal 20 Desember 2014. Gedung SMA yang berdiri 2 lantai dengan biaya lebih dari 7 milyar itu dibangun selama 22 minggu sejak bulan Juli 2014.
Anies didampingi oleh Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Akhmad DH. Irfan meresmikan Gedung baru SMA SIKK tersebut.
Selepas peresmian Gedung SMA, Anies melakukan video Conference dengan Guru dan anak murid dari Community Learning Center (CLC) di Morotai, Tawau. Menteri Anies juga melakukan penanaman pohon di halaman SIKK.
Pada acara pertemuan singkat, Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, menyampaikan bahwa masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan. Dari sekitar 53 ribu anak-anak usia sekolah yang berasal di Sabah, pemerintah baru dapat memberikan pelayanan kepada 24.113 anak melalui pendirian SIKK dan 219 buah CLC.
NATALIA SANTI
Berita Terpopuler
'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'
Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
Gus Sholah: Jangan Melarang Ucapkan Selamat Natal