Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Spesies Baru Ditemukan di Parit Terdalam Bumi  

Editor

Erwin prima

image-gnews
Sebuah spesies ikan yang baru ditemukan di parit pada kedalaman 8.143 m. sciencedaily.com
Sebuah spesies ikan yang baru ditemukan di parit pada kedalaman 8.143 m. sciencedaily.com
Iklan

TEMPO.CO, Walla Walla - Profesor biologi Whitman College Paul Yancey dan mahasiswanya, Anna Downing, 16 tahun, dan Chloe Weinstock, 17 tahun, telah kembali dari studi pertama di Palung Mariana menggunakan kapal riset Falkor milik Schmidt Ocean Institute.

Palung Mariana-terletak di Pasifik Barat dekat Guam-telah menjadi fokus pelayaran untuk menaklukkan Challenger Deep, tempat terdalam di Bumi. Ekspedisi ke palung itu baru-baru ini menargetkan beberapa kedalaman dan menemukan komunitas hewan yang berkembang aktif.

Ekspedisi ini membuat banyak catatan baru, termasuk sampel batuan terdalam yang pernah dikumpulkan dan penemuan spesies ikan baru di lokasi kedalaman terbesar yang pernah tercatat.

Ekspedisi Hadal Ecosystem Studies (HADES) ini berangkat dari penelitian parit laut dalam lainnya dengan sampel spektrum lingkungan yang luas dengan menggunakan lima sistem kendaraan laut dalam yang disebut pendarat pada kedalaman tertentu dari 5.000 sampai 10.600 meter (16.404 sampai 34.777 kaki).

Selain berfokus pada titik terdalam di Palung Mariana, upaya terpadu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman interaksi yang lebih baik antara kehidupan dan proses geologi di seluruh zona hadal.

Dr Jeff Drazen, salah satu pemimpin penelitian, mengungkapkan dorongan di balik metode. "Banyak penelitian bergegas ke bagian bawah parit, tapi dari pandangan ekologi sangat terbatas. Ini seperti mencoba untuk memahami ekosistem gunung dengan hanya melihat puncaknya," ujarnya sebagaimana dikutip Sciencedaily akhir pekan lalu.

Temuan dari penelitian ini akan membantu untuk menjawab pertanyaan penting tentang habitat terbesar Bumi dan paling kurang dieksplorasi, termasuk jenis organisme yang tinggal di sana dan bagaimana kehidupan menyesuaikan dengan kondisi ekstrem, serta berapa banyak karbon di atmosfer mencapai laut dalam dan pengaruhnya terhadap rantai makanan di sana.

Spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi ini akan memberikan wawasan tentang adaptasi fisiologis hewan terhadap lingkungan dengan tekanan tinggi. Penelitian ini sedang dilakukan di laboratorium profesor biologi Paul Yancey di Whitman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di masa lalu, Yancey dan murid-muridnya, meneliti hewan dari kedalaman moderat, menemukan molekul organik tertentu yang melindungi sel-sel hewan laut dalam dari efek tekanan tinggi, yang mendistorsi protein seperti enzim. Jenis-jenis molekul pelindung juga sedang diuji untuk mengobati penyakit manusia yang disebabkan oleh protein cacat, seperti cystic fibrosis.

Selain itu, penelitiannya pada molekul pelindung pada ikan meramalkan bahwa ikan tidak akan mampu hidup di bawah sekitar 8.200 meter (27.060 kaki). Sebelum ekspedisi ini, ikan didokumentasikan terdalam adalah dari kedalaman 7.700 meter (25.410 kaki).

"Dalam penelitian baru ini, murid-murid saya, Chloe Weinstock dan Anna Downing, dan saya ingin melihat apakah molekul tersebut membantu hewan di kedalaman laut terbesar-sekitar 35.000 kaki di Palung Mariana," kata Yancey. "Dalam analisis awal amphipods yang kami dapatkan dari Palung Kermadec (33.000 kaki) musim semi lalu, Gemma Wallace dan saya menemukan molekul pelindung, scyllo-inositol, yang kebetulan sedang diuji oleh para peneliti medis untuk mengobati protein cacat yang diduga menyebabkan penyakit Alzheimer. "

Ekspedisi ini juga memecahkan beberapa catatan untuk ikan laut terdalam yang tertangkap atau terlihat pada video. Mencetak rekor di 8.143 meter (26.872 kaki) adalah snailfish, yang membuat ilmuwan tertegun ketika difilmkan beberapa kali selama percobaan dasar laut. Ikan transparan putih itu memiliki sirip seperti sayap dan ekor mirip belut, dan meluncur perlahan-lahan.

Selain itu, sampel batuan terdalam yang diperoleh dari lereng bagian dalam palung ini mewakili beberapa letusan gunung berapi paling awal dari busur Mariana Island. Batuan ini dapat memberikan informasi yang signifikan pada geologi sistem palung itu. Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN Z. | SCIENCEDAILY

Berita lain
Minyak Zaitun Usia 8.000 Tahun Ditemukan di Israel
Lukisan Goa Indonesia Masuk 10 Temuan Hebat 2014
Tren Belanja Online 2015, Seperti Apa?
Ilmuwan LIPI Buat Baja Laterit
Sony Keluarkan Kamera Berbentuk Lensa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

29 Maret 2022

Cyornis kadayangensis (Sikatan Kadayang) dan Zosterops meratusensis (Kacamata Meratus) adalah dua spesies burung baru yang ditemukan. Penemuan tersebut dimulai dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2016. Upaya pendeskripsian yang dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan mitra internasional akhirnya berhasil dipublikasikan tahun 2022.
BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung


Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

12 September 2021

Cecak Jarilengkung Hamidyi (Crytodactilus Hamidyi) spesies cecak yang baru ditemukan di Pulau Kalimantan. Foto: Instagram/lipiindonesia
Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan


LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

15 Oktober 2019

Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)
LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .


Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

9 Maret 2017

Seekor kupu-kupu harimau bertengger di atas daun, di Indonesia terdapat berbagai jenis kupu-kupu. Di pulau Jawa dan Bali saja, terdapat 600 jenis spesies kupu-kupu. London, Inggris, 31 Maret 2015. Carl Court / Getty Images
Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.


Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

18 Januari 2017

Neopalpa donaldtrumpi. nbcnews.com
Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.


Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

5 Oktober 2016

Gigi spesies hiu prasejarah Megalolamna paradoxodon, sepanjang 5 cm. Livescience.com/Kenshu Shimada
Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.


Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

18 Februari 2016

Foto udara hutan hujan Amazon (kanan), berbatasan dengan lahan gundul yang disiapkan untuk penanaman kedelai di Mato Grosso, Brasil, 4 Oktober 2015. Brasil akan memecahkan rekor menghasilkan 97.800.000 ton kedelai pada periode 2015/16, naik sebesar 3,2 persen dibandingkan dengan 2014/15. Pemerintah Brasil telah membuat komitmen untuk mengurangi deforestasi di Amazon hingga sebesar 80 persen pada 2020. REUTERS/Paulo Whitaker
Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.


Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

18 Februari 2016

Homo floresiensis. Livescience.com
Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.


Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

4 Januari 2016

Hiu termasuk di dalam ordo superordo Selachimorpha, selain itu hiu bernafas menggunakan 5 insang. Hiu termasuk predator yang ditakuti, karena kemampuan menyerang mangsa menggunakan gigi tajam. Florida, Amerika, 5 April 2015. Dailymail
Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.


LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

16 November 2015

Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki
LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.