TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais mengatakan Kepala Staf Angkatan Laut yang baru harus punya keberanian meminta anggaran bahan bakar lebih untuk kapal perang TNI AL. Musababnya, ketersediaan bahan bakar kapal perang TNI AL masih sangat rendah. "Jumlah BBM TNI AL berbanding terbalik dengan jangkauan patroli wilayah Indonesia yang sangat luas," kata Hanafi saat dihubungi Tempo, Ahad, 21 Desember 2014.
Sebelumnya, Panglima Armada Barat TNI Anglatan Laut Laksamana Muda Widodo menuturkan bahan bakar yang diberikan pemerintah hanya sekitar 30 persen dari jumlah kebutuhan mereka per tahun. Walhasil, Widodo tak bisa memaksimalkan sekitar 70 kapal perang milik TNI AL untuk berparoli di wilayah Indonesia barat.
Menurut Hanafi, Kepala Staf Angkatan Laut seharusnya bisa mendesak kabinet Jokowi untuk memberikan tambahan kuota bahan bakar kapal perang. Bahkan Komisi I DPR siap mendukung keinginan TNI AL menambah pasokan bahan bakar.
Hanafi meminta pemerintah tak pelit menambah kuota bahan bakar kapal perang TNI AL. Sebab, tugas Angkatan Laut bukan cuma mengejar dan menangkap kapal nelayan asing pencuri ikan. "Masih ada tugas untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Untuk menjaga kedaulatan, bahan bakar seharusnya bukan jadi soal," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijanto mengatakan Presiden Joko Widodo akan memilih calon Kepala Staf Angkatan Laut dalam pekan ini. Kepala Staf Angkatan Laut saat ini, Laksamana Marsetio, sudah memasuki masa pensiun pada awal Desember ini. Setidaknya ada tiga jenderal bintang tiga dari Angkatan Laut yang sudah diajukan Menteri Tedjo untuk segera dipilih oleh Presiden Jokowi.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Ical, Lumpur Lapindo, dan Pemberi Harapan Palsu
3 Dalih Pemerintah Jokowi Talangi Utang Lapindo
Alasan TNI AL Tak Penuhi Permintaan Menteri Susi
Ahmad Dhani Kembali Omeli Garuda