TEMPO.CO, Mojokerto - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf belum mendengar isu soal "pengantin" atau pelaku bom bunuh diri yang beredar di sejumlah wilayah di Jawa Timur menjelang perayaan Natal. "Kami belum mendengar. Kalau isu-isu itu, tentunya harus kami kaji dan tetap diantisipasi," kata Anas di Mojokerto, Senin, 22 Desember 2014.
Anas bahkan berkelakar soal isu "pengantin" bom bunuh diri ini. "Pengantin yang ada kan pengantin beneran, bukan pengantin yang terus mati," ujarnya. Anas juga meminta media membantu menjelaskan kebenaran isu tersebut. (Baca: 2 Gereja Ini Dapat Perhatian Khusus Saat Natal)
Anas menuturkan jajaran Polda Jatim telah menyebarkan intelijen selama pengamanan Natal hingga tahun baru untuk mendeteksi gangguan keamanan. "Kami sebar anggota intelijen dan fungsi pencegahan kepolisian serta (memberdayakan) babinkamtibmas (bintara polisi pembina keamanan dan ketertiban masyarakat)," katanya. (Baca: 868 CCTV Amankan Natal dan Tahun Baru di Bandara)
Selain itu, menurut Anas, langkah-langkah strategis lainnya juga telah dijalankan. "Kami galang seluruh tokoh masyarakat dan bekerja sama dengan TNI, termasuk babinsa (bintara pembina desa), untuk memetakan masing-masing wilayah," ujarnya. Dalam pengamanan Natal dan malam pergantian tahun, Polda Jatim mengerahkan sekitar 10 ribu personel dari berbagai kesatuan. (Baca: Polisi Tak Berseragam Intai Pelaku Street Crime)
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Kota Ajun Komisaris Besar Wiji Suwartini mengaku pernah mendengar isu "pengantin" bom bunuh diri tersebut. Selain menjaga gereja dan pusat-pusat keramaian, kepolisian setempat juga melakukan patroli. "Kami (bergerak) secara mobile, dan tiap geraja akan dijaga 8-10 personel," katanya. (Baca juga: Isu Bom Natal, Adik Amrozi Keliling Gereja)
ISHOMUDDIN
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir
Berita terpopuler lainnya:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Eva Bande, Dipenjara Gara-gara Bela Petani
Ahok Makan Babi, Ibu-ibu di NTT 'Klepek-klepek'