TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono mengatakan modus operandi para penyelundup semakin canggih beberapa waktu terakhir. Para penyelundup, kata Agung, bisa mengubah wujud benda menjadi sukar untuk dikenali aparat. (Baca: 2014, Kasus Ganja dan Sabu Meningkat.)
Aparat pun harus semakin jeli. Agung mencontohkan penyelundupan sabu-sabu dalam bentuk cair lewat bandara. Penyelundupan sabu-sabu cair yang dikemas dalam berbagai bentuk, menurut Agung, adalah modus baru yang sangat mengejutkan. "Kami jadi lebih waspada terhadap benda cair sekarang," kata Agung di kantornya, Selasa, 23 Desember 2014. (Baca juga: Polisi Telusuri Jaringan Pemasok Bahan Sabu Cair.)
Selain sabu, ada "komoditas cair" lain yang membuat aparat Bea-Cukai waspada. Menurut Agung, penyelundupan minuman keras kini semakin memprihatinkan. Selain jumlahnya banyak, minuman ilegal ini merugikan negara dengan nilai yang cukup besar. Dia mencontohkan hasil tegahan 26 November berupa minuman keras dengan taksiran kerugian negara Rp 10 miliar. "Kalau semua sitaan diperlihatkan, gedung kami tidak muat," ujar Agung.
Karena itu, pada 2015, Agung berniat meningkatkan kualitas pengawasan dan pengendalian penyelundupan. Bea-Cukai, kata dia, akan berkoordinasi dengan banyak pihak terutama untuk menangkal penyelundupan narkotik dan minuman keras. (Baca juga: Bea-Cukai Bandara Juanda Gagalkan Penyelundupan Sabu Cair.)
ANDI RUSLI
Berita Terpopuler
Film Karya Sutradara Indonesia Masuk Radar Oscar
Menteri Jonan Marah Gara-gara Harga Tiket
Kenapa Visi Susi Lebih Jelas Dibanding Puan
Bima Arya Segel Gereja, Ini Respons GKI Yasmin