TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Wahid Institute Yenny Wahid ternyata terkadang memiliki kesulitan bila ingin menjamu ibunya, Sinta Nuriyah Wahid. Putri mantan presiden Gus Dur itu memang sering menghabiskan waktu bersama ibunya.
Terkadang ia hanya menemani sang ibu di rumah, kadang pula mengajak ibunya untuk makan di sebuah restoran. "Nah, kalau mau ajak makan Mama, saya wajib telepon Mama malam sebelumnya," kata Yenny di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, pada Senin, 22 Desember 2014. (Baca: Sinta Wahid: Perempuan Minoritas Rawan Pelecehan)
Telepon pada malam sebelumnya itu memang bukan hanya mengingatkan sang ibu untuk acara esok hari. Namun juga permintaan Yenny agar sang ibu tidak berpuasa esok hari. "Ibu saya itu puasa setiap hari. Puasanya melebihi puasa Nabi Daud deh," ujar Yenny. Puasa Nabi Daud adalah puasa yang dilakukan setiap dua hari sekali dengan waktu yang selang seling. (Baca: Sinta Wahid: Jokowi Pimpin Penanganan Intoleransi)
Tiap Hari Ibu, Yenny sebenarnya tidak memiliki tradisi tertentu, selain menemani sang ibu. Pada Hari Ibu tahun ini pun Yenny membawa tiga anaknya ke tempat acara sang ibu untuk mengajaknya makan bersama. "Yang terpenting dalam hidup itu kan kebersamaan bagi orang yang kita cintai, terutama ibu," ujarnya.
Bila tidak mengajak makan, Yenny menuturkan suka mendampingi ibunya datang ke kondangan, begitu juga sebaliknya. "Suami saya itu malas kalau datang ke kondangan. Jadi, selalu minta ditemani Ibu," katanya. (Baca: Sinta Wahid Kritik Polisi Memihak di Konflik Agama)
Ia pun menyadari bahwa keberhasilannya saat ini adalah salah satu berkat doa sang ibu. "Tanpa doa Ibu, tidak akan ada keberhasilan dalam hidup saya," katanya merasa bersyukur memiliki ibu seperti Sinta.
MITRA TARIGAN
Baca berita lainnya:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Peta Kekuatan Laut Indonesia di Perbatasan
Indroyono: Negara Lain Mikir 10 Kali Serang Kita
Ahok Makan Babi, Ibu-ibu di NTT 'Klepek-klepek'