TEMPO.CO, Bandung - Sekitar seratus warga korban banjir mengungsi ke area Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius di Kompleks Batalion Zeni Tempur 3 Daerah Militer Siliwangi, Dayeuh Kolot, Bandung. Pihak Gereja St. Fransiskus membantu konsumsi sehari-hari para pengungsi hampir sepekan ini, tapimasih perlu bantuan air minum, selimut, dan terpal.
Pastur gereja tersebut, Yusuf Sukarna, mengatakan pengungsi terus berdatangan setiap hari dari kampung sekitar. Mereka ditampung di pendapa terbuka area Gereja St. Fransiskus. "Banyak anak-anak kecil. Kalau ada terpal besar, akan sangat berguna," ujarnya lewat pesan pendek kepada Tempo, Rabu malam, 24 Desember 2014. (Baca: Gereja Banjir Selutut, Misa Natal Tetap Digelar)
Sejauh ini, listrik masih mengalir. Pompa air yang rusak pun telah diperbaiki, sehingga bisa memenuhi urusan mandi, cuci, kakus, dan air minum pengungsi. Adapun dapur umum yang dibuat pihak gereja tersebut hanya bisa menyediakan nasi, mi instan, dan telur ayam. "Untuk lauk-pauk lain susah didapat," tuturnya.
Kondisi kesehatan pengungsi, kata Yusuf, rata-rata masih baik, tapi sudah ada yang terkena sakit perut dan demam. Mereka yang sakit hanya minum obat penurun panas.
Lokasi gereja dan komplek tentara tersebut sejak empat hari lalu terkepung banjir. "Sepeda motor dan mobil susah lewat jalan raya. Kalau memaksakan, pasti mati (mesinnya)," ujarnya. Pengungsi banjir juga ditampung di masjid, sekolah, serta gedung olahraga.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler
Rapat Islah di DPP Golkar, Yorris Gebrak Meja?
MUI Tak Haramkan Muslim Ucapkan Selamat Natal
Polisi Pindahkan Acara Natal Jokowi di Papua
Membandingkan Rapor Menteri Susi dan Menteri Puan