TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan persoalan kematian Ibu menjadi masalah penting saat ini. Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Ibu, dia menulis surat elektronik.
"Kematian Ibu yang terjadi secara langsung disebabkan indikasi yang lazim muncul, yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi. Hasil kajian Badan Litbangkes pada tahun 2012, diketahui penyebab terbesar kematian Ibu adalah kelompok hipertensi dalam kehamilan, seperti oedema, preteinurea, hypertensive disorder, dan disusul perdarahan post partum," kata Tjandra dalam suratnya, Selasa, 23 Desember.
Adapun Tjandra menerangkan, penyebab tidak langsung dari kematian Ibu adalah kondisi masyarakat, seperti pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya, serta kondisi geografi dan sarana pelayanan yang kurang siap yang secara tak langsung ikut memperberat permasalahan ini. (baca:Hari Ibu, Amy Atmanto: Muliakan Ibu Bawa Keberkahan).
Tjandra menyebutkan beberapa hal tersebut mengakibatkan tiga kondisi terlambat, yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Selain itu, ada empat faktor lagi yang menentukan, yakni terlalu tua atau terlalu muda saat hamil dan melahirkan, terlalu banyak punya anak, dan terlalu rapat jarak antarkelahiran (baca juga: Banten Rangking Kelima Angka Kematian Ibu dan Anak).
"Masih banyak perempuan di Indonesia yang menikah pada usia di bawah 19 tahun, dimana terlalu muda ketika hamil dikhawatirkan rahim mereka belum siap dan membuat saluran kelahiran mudah pecah," katanya.
Kompleksnya permasalahan di sekitar kematian Ibu tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan, tetapi memerlukan sentuhan tangan sektor lain sehingga tercipta concerted efforts dari pemerintah, akademisi, LSM maupun swasta, dan masyarakat.
"Hal lain yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan masyarakat melalui reorientasi dan peningkatan pengetahuan Ibu hamil, keluarga, dan masyarakat mengenai kesiapan menghadapi kehamilan dan persalinan," kata Tjandra. (Baca: Pejabat Kemenkes Satu Pesawat dengan Terduga Ebola)
HADRIANI P.
Terpopuler
Kasus Diare Tertinggi Ada di Kota Makassar
Putri Indonesia Elvira Bawa 40 Baju Sponsor ke AS
Cara Benar Detoks Tubuh