TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Mgr Ignasius Suharyo Pr mengatakan kritik yang dilontarkan oleh pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, terhadap Curia (petugas administrasi gereja) merupakan cara Paus untuk membenahi birokrasi gereja.
Menurut dia, kritik tersebut juga bertujuan untuk mengajak seluruh warga gereja Katolik untuk membangun kredibilitas yang lebih baik.
"Kritik Paus itu tulus dan jujur serta disampaikan dalam suasana batin yang baik," ujar Uskup dalam konferensi pers seusai memimpin misa di Gereja Katedral, Jalan Katedral, Nomor 7-B, Jakarta, Kamis, 25 Desember 2014. (Baca: Ini 15 'Penyakit' di Tubuh Pejabat Gereja Vatikan)
Dia menjelaskan seharusnya birokrat dan warga gereja memiliki anggapan jika gereja itu seperti seorang ibu dan mereka menjadi anaknya. Sehingga apa pun yang terjadi terhadap seorang ibu seperti musibah sakit maka seorang anak akan tetap mencintai ibunya.
Sebelumnya, Senin, 22 Desember 2014, Paus Fransis "menghajar" para kardinal, uskup, dan imam yang melaksanakan Curia dengan menyebut mereka menderita "sakit" akut. "Sakit" akut itu merujuk pada perilaku birokrasi yang penuh intrik, korupsi, penuh gosip, persaingan yang tidak sehat, hingga perilaku yang suka dilayani alias bossy. (Baca: Paus Fransiskus 'Hajar' Pejabat Gereja Vatikan)
Semua institusi, kata Uskup Agung Jakarta, pasti akan memunculkan akumulasi kekuasaan dan penyalahgunaan kekuasaan. "Tak usah menyangkal, di gereja Katolik juga terjadi hal itu (akumulasi dan penyalahgunaan kekuasaan)," ujarnya. (Baca: 5 Pernyataan Kontroversial Paus Fransiskus)
GANGSAR PARIKESIT
Berita Lain
Keliling Gereja, Aher Ucapkan Selamat Natal
Menteri Pariwisata Target 10 Juta Wisman di 2015
Penunggak Pajak Dicekal, Termasuk Bos Epiwalk
Mabuk Lem, Anak Dicambuk Ibunya hingga Tewas