TEMPO.CO, Jakarta - Penyair angkatan 45, Sitor Situmorang, wafat pada Ahad, 21 Desember 2014, di Belanda. Pemerintah kini turun tangan untuk membiayai pemulangan jenazah Sitor ke Indonesia. (Baca: Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda.)
Menurut Logo Situmorang, anak Sitor, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda telah melunasi biaya pemulangan yang mencapai 5.000 euro atau sekitar Rp 76 juta. "Kami bersyukur sekali atas bantuan ini," kata Logo kepada Tempo, Kamis malam, 25 Desember 2014. "Berarti, ada penghargaan dari pemerintah terhadap bapak."
Logo mengatakan Sitor akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada 1 Januari 2015. "Makam bapak akan berada di antara kakek, nenek, dan keluarga kami." (Baca: Jenazah Sitor Situmorang Dipulangkan ke Indonesia.)
Sitor salah satu tokoh yang berpengaruh terhadap dunia sastra di Indonesia. Sejarawan JJ Rizal mengatakan Sitor adalah satu-satunya sastrawan angkatan 45 yang saat berumur 85 tahun masih produktif menulis. "Selain produktif, kualitas sajaknya pun patut diacungi jempol," kata Rizal.
Penyair kelahiran Tapanuli Utara, Sumatera Utara, itu dipenjara sebagai tahanan politik pada 1967-1974 oleh pemerintah Orde Baru. Karya-karyanya dibekukan dan tidak diterbitkan.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Mundur dari Dunia Hiburan, Artis Ini Pilih Mengaji
Keliling Gereja, Aher Ucapkan Selamat Natal
'King Suleiman' di ANTV Diprotes, Ini Sikap KPI