TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah penyair angkatan 1945, Sitor Situmorang, rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Kecamatan Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada 1 Januari 2015. (Baca: Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda)
Putra Sitor, Logo Situmorang, mengatakan keluarga berusaha memenuhi keinginan ayahnya seperti di dalam puisi Tatahan Pesan Bunda. "(Isi di puisi) Itu memang salah satu pertimbangan kami," kata Logo ketika dihubungi Tempo pada Jumat, 26 Desember 2014.
Awalnya, Logo mengatakan, ayahnya ingin dikebumikan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat. Bahkan, Sitor sudah memilih kaveling. "Tapi permintaan keluarga besar minta jenazah bapak dibawa ke sana."
Dalam puisi Tatahan Pesan Bunda pada bait pertama, Sitor menulis, "Bila nanti ajalku tiba, kubur abuku di tanah Toba. Di tanah danau perkasa, terbujur di samping bunda". Logo mengatakan keluarga besar tidak menginginkan jenazah Sitor dikremasikan. "Tidak kami kremasi, kami makamkan saja," ujar Logo.
Sitor meninggal di usia 91 tahun pada Ahad, 21 Desember 2014 lalu, di Belanda. Rencananya jenazahnya akan diberangkatkan dari Belanda dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada 29 Desember sekitar pukul 18.00 WIB. (Baca: Jenazah Sitor Situmorang Dipulangkan ke Indonesia)
Sebelum dibawa ke Medan, jenazah Sitor akan disemayamkan terlebih dulu di Galeri Nasional. Selama disemayamkan, Logo mengatakan, para sastrawan dan budayawan akan memberikan penghormatan terakhir kepada Sitor. "Mungkin akan membacakan puisi-puisi karya bapak," ujarnya.
Sitor memulai kariernya di bidang jurnalistik dengan menjadi wartawan harian Suara Nasional dan harian Waspada pada 1945-1947. Dia pernah dipenjara sebagai tahanan politik pada 1957-1974 oleh pemerintahan Orde Baru. Karya-karyanya pun sempat dibekukan dan tidak diterbitkan.
SINGGIH SOARES
Berita Terpopuler
Mundur dari Dunia Hiburan, Artis Ini Pilih Mengaji
Keliling Gereja, Aher Ucapkan Selamat Natal
'King Suleiman' di ANTV Diprotes, Ini Sikap KPI