TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M.Romahurmuziy, mengatakan tak masalah jika pemilihan kepala daerah tak diundur. Menurut dia, semuanya tergantung pembahasan di parlemen. "Yang penting setelah perpu disetujui, peraturan turunan soal pelaksanaan teknis pilkada segera dituntaskan pembahasannya," ujar Romi, Jumat, 26 Desember 2014.
Dengan segera dibereskannya aturan teknis pilkada, seluruh KPU Provinsi dan kabupaten dan kota bisa maksimal melakukan persiapan pilkada. "Jadi setelah perpu disahkan, bola ada di KPU, soal kesiapan teknis mereka," ujar Romi. (Baca: Tahapan Pilkada Serentak Dimulai Februari 2015)
Ketua Fraksi PPP Hazrul Aswar, mengatakan, partainya belum mengelaborasi perpu pilkada sehingga tak bisa menanggapi wacana pemunduran pilkada serentak menjadi 2016. Menurut dia, semuaya harus dibahas di parlemen. "Kami harus dengar argumen pemerintah, KPU, dan fraksi lainnya," ujar Hazrul.
Wacana mundurnya pilkada serentak digulirkan oleh pemerintah dan KPU. Alasannya, Selain tak ada payung hukum waktu pilkada yang molor, pilkada 2016 juga bisa menghemat anggaran karena lebih banyak daerah yang ikut, yakni 304 daerah. (Baca: Pilkada Serentak di 2015, DPR Diminta Gerak Cepat)
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidique mengatakan pemilihan kepala daerah tak harus diundur hingga 2016. Hanya saja, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tak bisa diterapkan secara kaku.
Jimly menawarkan alternatif pelaksanaan pemilihan kepala daerah itu sebagai solusi. "Caranya dengan memperpendek tahapan, tak seperti yang diatur dalam Perpu," kata Jimly ketika dihubungi Tempo, Jumat sore, 26 Desember 2014.
TIKA PRIMANDARI
Baca Berita Terpopuler
Video ISIS Ancam TNI Beredar di YouTube
Perkosa WN Cina, Petugas Keamanan Bandara Dibekuk
Pengakuan Mengerikan Meriance, TKW yang Disiksa
Jokowi Larang Rapat di Hotel, Arya Bima Curhat
Dapat Salam Natal di Pesawat, Pria Ini Ngamuk
ISIS Pengancam TNI Rupanya 'Artis YouTube'
Bercanda di Grup Internet, Pegawai Ini Diadli
Paus Kritik Birokrat Gereja, Ini Kata Uskup Agung
Puluhan Ribu Orang Jadi Korban Banjir di Malaysia
Maulid, Harga Pangan di Sumenep Melonjak