TEMPO.CO, Jakarta - Sejak 1981, Roy Tobing yang berprofesi sebagai seniman tari dan koreografer ini merintis bentuk gerakan-gerakan sistematis untuk senam dan kebugaran tubuh. Pada 1986, dengan dana pribadi, ia melakukan studi banding gerakan senam yang ditemukannya di sebuah institusi olahraga bernama Martin de Vries Instituted di Amsterdam, Belanda.
"Hal ini untuk menambah rasa percaya diri sehingga gerakan senam yang dikreasikan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya kepada khalayak," katanya di restoran Dapur Sunda pada 26 Desember 2014.(Baca: Vicky Burki Kesulitan Pelajari Cengkok Minang ... - Tempo.co)
Hal kedua, ia ingin melihat perbandingan hasil kreasi senamnya dengan pesenam lain yang berasal dari Barat. Roy berpikir, senam yang ia kreasikan berdasarkan latar belakang budaya sehingga lebih pantas dan tepat diajarkan atau dikembangkan di Tanah Air.
Dari hasil studi banding itu, Roy mendapatkan sertifikat terbaik sebagai penemu Body Language Exercise. Tim Martin de Vries Instituted menilai gerakan senam baru yang dikreasikan Roy dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai seorang instruktur privat, Roy sangat mengerti masalah pada muridnya.
"Itu yang membuat sepulang saya ke Tanah Air, senam Body Language mulai berkembang pesat dari rumah ke rumah, secara privat, baik golongan masyarakat menengah ke bawah hingga golongan atas," kata Roy.
Pada 10 Januari 2001, karyanya ini didaftarkan dengan nomor 020923 dan disahkan oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang ditandatangani Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan nomor A 174320.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Kisah Cinta Kaesang Jokowi, 3 Kali Ditolak Gadis
Kelahiran Kaesang Jokowi Bertepatan dengan Natal
Kaesang Jokowi Merasa Gagal dalam Percintaan
Masih Jomblo, Kaesang Jokowi Tak Galau