TEMPO.CO, Bandung -Banjir Bandung Selatan akibat meluapnya Sungai Citarum masih memutus akses jalan raya di Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Ahad, 28 Desember 2014. Meski air mulai surut satu meter, namun warga masih menggunakan perahu, becak dan gerobak untuk transportasi mereka.
Tempo yang terbang bersama helikopter BO 105 Polda Jabar yang diawaki oleh Edy Prasetio dan Nanok Aprianto memantau kondisi terkini genangan banjir dari udara. Dari udara tampak Sebagian area persawahan di Bojongsoang dan Baleendah tergenang banjir dan terancam puso. Sementara Kampung Cieunteung, Jambatan, dan Andir di Baleendah masih tenggelam.
Kampung Bojongasih, Bolero, dan Cisirung di Dayeuhkolot juga tampak masih tergenang. Akses jalan di Simpang Baleendah dan Dayeuhkolot masih tenggelam, begitu pula Jalan Raya Dayeuhkolot di depan Masjid Besar Ash Shofia masih terbenam banjir.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Marlan, banjir Bandung Selatan kini telah surut secara signifikan. "Sudah surut secara signifikan, hanya sebagian yang masih terendam sekitar 1 meteran, rumah yang terendam tinggal sekitar 10.000 rumah saja," kata Marlan saat dihubungi melalui telpon.
Banjir di Bandung selatan menenggelamkan 36.000 rumah di 11 kecamatan. Saat ini kedalaman banjir antara 1 meter sampai diatas 2 meter. Sebelumnya dilaporkan air bah mencapai 3 meter.
Selain menenggelamkan sejumlah perkampungan, sejumlah pabrik di kawasan Baleendah masih terlihat tergenang banjir. Akses transportasi dari kabupaten ke kota masih tetap terputus di Baleendah dan Jalan Raya Dayeuhkolot. Perahu-perahu karet pun masih terlihat hilir mudik di ruas Jalan Raya Banjaran, Mekarsari, dan Simpang Andir Dayeuhkolot.
PRIMA MULIA | ENI S
Terpopuler: