TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga besar Kapten Irianto, pilot pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura pada Ahad pagi, 28 Desember 2014, sangat kehilangan sosok ramah itu. "Terakhir kali bertemu dengan dia seminggu lalu, pas melayat adiknya nomor dua, Edi, yang meninggal karena sakit," ujar Hendro Kusumo Broto, 41 tahun, sepupu Irianto yang tinggal di Kampung Dukuh Maguwoharjo, Sleman, kepada Tempo, Ahad, 28 Desember 2014.
Hendro menuturkan keluarga besar Irianto mengaku shock mendengar musibah yang menimpa pilot tersebut. "Beliau dikenal sebagai orang ramah dan murah senyum. Bahkan, saat berkabung adiknya, beliau tetap senyum saat bertemu dengan orang-orang meskipun sedang berduka," kata Hendro. (Baca: Bos AirAsia Minta Keluarga Penumpang Bersabar)
Meskipun tinggal di Surabaya untuk bekerja, Irianto cukup rajin menyambangi Yogya. "Minimal sebulan sekali ada. Kami sering bertemu dia di sini. Orang tuanya juga masih sehat semua," ujarnya. (Baca: Benarkah AirAsia Hilang karena Badai?)
Dua anak Irianto pun, yakni Angela Anggi Ranastianis dan Arya Galih Gegana, sering menghabiskan waktu liburannya di Yogya bersama kakek-neneknya (orang tua Irianto). "Liburan ini juga di sini semua kemarin. Tapi, setelah dapat kabar pesawat ayahnya hilang kontak, semua langsung ke Surabaya siangnya," tuturnya.
Adapun keluarga di Yogya yang langsung bertolak ke Surabaya yakni kedua orang tua Irianto, dua anaknya, serta adik iparnya. "Ini pukulan berat bagi kami. Belum lama kehilangan mas Edi (adik Irianto), sekarang Mas Ir sendiri," kata Hendro.
Karena hampir seluruh keluarga Irianto bertolak ke Surabaya, saat ini rumah di Dukuh kosong. "Pihak kerabat di sini baru merembuk semuanya besok (Senin, 29 Desember 2014). Semoga ada kabar baik," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler
Pesawat AirAsia Hilang Kontak
Jokowi 'Panggil' Organisasi Papua Merdeka
Daftar Nama Kru dan Penumpang AirAsia
Ternyata Upah Buruh Bekasi Bukan yang Tertinggi