TEMPO.CO, Kediri - Brigade Infanteri 16 Wira Yudha tidak akan merespons ancaman kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Hingga kini, Brigif 16 itu tidak mendapat perintah mengamankan keluarga Moeldoko di Kediri. “Kami ikuti instruksi Panglima untuk tidak menghiraukan ancaman itu,” kata Komandan Brigif 16 Letnan Kolonel Inf. Nefra Firdaus kepada Tempo, Senin, 29 Desember 2014. (Baca: ISIS Ancam Hancurkan TNI, Polri dan Banser NU)
Nefra memastikan tidak akan merespons ancaman anggota ISIS melalui media YouTube yang ditujukan langsung kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan institusinya. Panglima TNI, kata Nefra, menginstruksikan jajarannya agar tidak menanggapi teror secara berlebihan. Hingga kini, tak ada permintaan dari kerabat keluarga Moeldoko di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri untuk pengamanan khusus. (Baca: Ilmu Agama Salim ISIS Dinilai Kurang Matang)
Meski tidak terlalu mengindahkan ancaman itu, namun ia berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan ulama guna mewaspadai kemunculan ISIS. Sebab Panglima TNI sudah tegas melarang keberadaan ISIS di Indonesia demi keutuhan NKRI. (Baca: Delik Hukum Jerat WNI ISIS Lemah)
Sikap yang sama disampaikan aktivis Banser Nahdlatul Ulama Kabupaten Kediri Imam Mubarok. Meski organisasnya turut disebut sebagai sasaran teror ISIS, namun dia sama sekali tak risau. Kegiatan Banser berjalan seperti biasa tanpa pengamanan. “Kita sama sekali tak memusingkan teror itu.”
HARI TRI WASONO
Terpopuler:
Beredar Broadcast Semua Penumpang AirAsia Selamat
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang
Pramugari AirAsia Ini Berencana Mudik ke Palemba