TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Kompi Badan SAR Nasional (Basarnas) Special Group, Charles Batlajery, mengatakan institusinya bakal mengoptimalkan pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang di sekitar perairan Karimata. "Sesuai standar operasi, pencarian akan berlangsung tujuh hari,” ujar Charles, Senin, 29 Desember 2014. (Baca: Cari Air Asia, Basarnas Turunkan Pasukan Elite)
Menurut Charles bila dalam waktu tujuh hari pesawat masih belum ditemukan operasi pencarian akan diperpanjang. Pencarian hari pertama telah dilakukan Basarnas sejak Ahad, 28 Desember 2014. Charles memimpin regu BSG yang berangkat dengan kapal SAR KN 224. Regu ini bertolak dari Dermaga Kalijabat Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Baca: ATC Sempat Siapkan Jalur Baru untuk Air Asia)
Selain KN 224, Basarnas menurunkan 7 unit kapal lain termasuk kapal Catamaran ukuran 60 meter yang berangkat dari Batam. Pencarian oleh KN 224 dimulai pada titik yang berjarak sekitar 240 mil laut sebelah timur laut Jakarta. Area yang disisir seluas 478 kilometer persegi selama lebih-kurang empat jam. (Baca: Mengapa AirAsia Majukan Jadwal Penerbangan?)
Pencarian juga dilakukan dengan direction finder yang mampu menangkap sinyal emergency locating transmitter (ELT) dari pesawat dalam jarak 3-5 mil laut. Namun hingga siang ini, pencarian belum membuahkan hasil.
Pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak sejak pukul 06.17 WIB, Ahad tadi. Lokasi terakhir QZ8501 hilang kontak berada di sekitar Tanjungpandan, Belitung. Pesawat itu membawa 155 penumpang, dua pilot, dan lima kru.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Terpopuler
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang
Pramugari AirAsia Ini Berencana Mudik ke Palembang
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia