TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyatakan akan menyelesaikan rekomendasi mengenai Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) malam ini.
"Sudah 90 persen. Besok kami bisa serahkan ke menteri," ujar Faisal ketika dijumpai di markas Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Senin, 29 Desember 2014.
Faisal mengatakan tim akan segera mempublikasikan hasil rekomendasi mereka setelah mendapatkan izin dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. "Kalau boleh besok kami langsung gelar jumpa pers," ujarnya.
Pertamina Energy Trading atau Petral adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang impor minyak beserta produk turunannya. Sepak terjang Petral sebagai trader dan laporan-laporan terkait dengan mekanisme impor minyak yang dinilai kurang transparan, membuat Petral menjadi sasaran tim untuk dibenahi tata kelolanya.
Untuk menghasilkan rekomendasi ini, tim menggelar pertemuan dengan Petral selama 5 jam di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dua pekan lalu. Seusai menggelar pertemuan tersebut, Faisal mengatakan kepada Tempo, salah satu rekomendasi yang pasti akan diusulkan oleh tim kepada pemerintah adalah merombak manajemen di tubuh perusahaan itu.
Nasib Petral tak hanya dibahas oleh tim yang dipimpin Faisal. Di internal Pertamina, jajaran direksi juga telah menggelar rapat untuk merombak Petral besar-besaran.
Menurut Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, salah satu langkah untuk meruwat Petral adalah dengan merombak manajemennya. "Kami juga akan tempatkan komisaris independen di sana, kalau perlu dari KPK untuk pengawasan lebih ketat," kata Bambang.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita terpopuler:
AirAsia Hilang, Nelayan Ini Dengar Ledakan di Belitung
Ini Pesan Pramugara AirAsia kepada Istrinya
Ini Doa Netizen untuk Pramugara AirAsia