TEMPO.CO, Sidoarjo - Dua petugas berseragam Provos TNI Angkatan Udara berjaga di rumah pilot Air Asia QZ8501 yang hilang kontak sejak Ahad pagi, 28 Desember 2014, Kapten Irianto, di Perumahan Pondok Jati, Sidoarjo. (Baca: Ahok Doakan Air Asia: Semoga Tuhan Beri Kecerdasan)
"Saya dengan Sertu Iro diperintah untuk stand by di rumah Pak Irianto," kata Prajurit Dua Alberto kepada Tempo, Senin malam, 29 Desember 2014. Alberto dan Iro tak tahu alasan ditugaskan menjaga rumah Irianto. "Saya hanya diperintah untuk berjaga di sini selama empat hari ke depan." (Baca: Serpihan Diduga Air Asia Berwarna Merah dan Putih)
Menurut tokoh warga Perumahan Pondok Jati, Bagianto Joyonegoro, Irianto adalah mantan pilot TNI Angkatan Udara. Selain itu, penjagaan ini berlangsung sehari setelah Komandan Pangkalan TNI AU Surabaya Kolonel Penerbangan Mujianto datang ke rumah Irianto untuk memberikan dukungan moral. (Baca: Cari Puing Diduga Air Asia, Nelayan Diajak Terbang)
Irianto diketahui pernah menuntut ilmu di sekolah penerbangan di Yogyakarta. Dia dikenal sebagai siswa berprestasi. Setelah lulus dari akademi penerbangan TNI AU, Irianto bertugas sebagai pilot pesawat tempur F5 di Skuadron 14 di Madiun. (Baca: Puing Diduga Air Asia Ditemukan Nelayan Ahad Lalu)
Di Madiun, Irianto bertugas selama sepuluh tahun. Setelah pensiun dari Angkatan Udara, Irianto beralih menerbangkan pesawat komersial. Dia mulai berkarier di Merpati Nusantara, kemudian bergabung dengan Adam Air, dan akhirnya bekerja untuk Air Asia sampai saat ini. (Baca: Pilot Air Asia Pernah Terbangkan Pesawat Tempur)
EDWIN FAJERIAL
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi: Papua Sangat, Sangat, Sangat Kaya, namun...
Akuisisi Bloomberg TV oleh Bosowa Rampung 2 Bulan
Harga Pertamax Turun Bulan Depan