TEMPO.CO, Surakarta - Musibah kebakaran di Pasar Klewer, Solo, pada akhir pekan ketiga Desember 2014 menyisakan masalah. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo mencatat ada 597 nasabah bank yang menjadi korban kebakaran Pasar Klewer.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Ismet Inono, ratusan nasabah tersebut memiliki kredit di bank sebesar Rp 259 miliar. "Itu adalah data yang kami peroleh dari bank yang punya nasabah di Pasar Klewer," kata Ismet, Selasa, 30 Desember 2014. (Baca: Alasan Klewer Jadi Pusat Batik)
Ismet mengakui ada potensi kredit macet dari nasabah yang menjadi korban. Tapi kemungkinan angkanya tidak sebesar utang yang ditagihkan. "Karena bisa jadi nasabah masih punya aset di tempat lain sehingga masih bisa bayar utang," ucapnya.
Saat disinggung tentang penghapusan utang, Ismet mengatakan hal ini bisa dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi. Jika kejadiannya bersifat masif seperti gempa Yogyakarta dan tsunami Aceh, Ismet mengatakan bisa ada penghapusan utang. "Karena itu bencana, force majeure, sedangkan kebakaran Pasar Klewer belum bisa dipastikan force majeure." (Baca: Warga Hambat Pemadaman Pasar Klewer)
Kebakaran besar terjadi di Pasar Klewer yang merupakan pusat kain terbesar di Solo pada Sabtu, 27 Desember 2014. Ada sekitar 2.000 pedagang batik dan tekstil di sana. Juru bicara Himpunan Pedagang Pasar Klewer, Kusbani, pada April lalu mengatakan omzet harian pedagang kain di sana rata-rata mencapai Rp 10 miliar. Bahkan, omzetnya bisa naik sampai 30 persen pada waktu tertentu seperti musim pemilihan umum.
Agus, salah seorang pedagang, mengatakan satu kios bisa berisi kain dan baju senilai Rp 100 juta. Dia memperkirakan total barang dagangan yang ada dalam pasar itu bisa mencapai ratusan miliar rupiah.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Bisnis Lain
Misteri Tiga Menit Sebelum Hilangnya Air Asia
Tony Kunjungi Keluarga Pilot Air Asia yang Hilang
Harga Pertamax Turun Bulan Depan