TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Sutarman, mengatakan instansinya selalu dituntut menyelesaikan bentrokan Brimob dan TNI di Batam, Kepulauan Riau. Padahal, menurut Sutarman, Kepolisian yang menjadi korban dalam kasus.
"Kenapa kami yang dituntut menyelesaikannya? Kami yang jadi korban," kata Sutarman saat memaparkan laporan akhir tahun 2014 di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 30 Desember 2014. (Baca: Tentara-Polisi Bentrok, Akmil-Akpol Akan Dilebur )
Bentrok Brimob dan TNI terjadi pada Rabu malam, 19 November 2014. Peristiwa itu menyebabkan tewasnya anggota TNI Yonif 134, Prajurit Kepala Jack Marpaung. Jack terkena tembakan di bagian dada. Akhirnya, kedua instansi tersebut akhirnya membentuk tim investigasi gabungan. (Baca: Bentrok TNI-Polri, Pangdam Bukit Barisan Dicopot )
Menurut Sutarman, Kepolisian selama ini selalu mengalah dalam sejumlah kasus yang melibatkan TNI. Padahal, kata Sutarman, masalahnya bukan di
Kepolisian. "Contohnya di Batam dan Sumatera Selatan dan Sumatera Utara," ujar mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri itu.
Untuk mencegah terjadinya bentrok, Polri dan TNI akan mengadakan pendidikan bersama di Magelang pada 2015 mendatang. Pendidikan itu diisi dengan materi karakter bangsa dan kedisiplinan. Hanya perwira Polri dan TNI yang mengikuti pendidikan ini.
SINGGIH SOARES
Berita terkait
Cerita Ganasnya Cuaca Saat Cari Air Asia QZ8501
Air Asia, Ditemukan Serpihan Pesawat di 3 Lokasi
Korban AirAsia, Tim SAR Sempat Sentuh Tangan Jasad
21 Penyelam Evakuasi Jenazah dan Puing Air Asia