TEMPO.CO, Manggar - Kapal warna oranye milik Badan SAR Nasional bernama Kapal Nusantara 224 dengan panjang 40 meter bertolak dari Dermaga Kalijabat, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pukul 15.45 WIB, Ahad, 28 Desember 2014. Keberangkatan kapal hanya berselang enam jam sejak pesawat Air Asia bernomor penerbangan QZ8501 dilaporkan hilang kontak. (Baca: 4 Cerita Korban Selamat dari Kecelakaan Pesawat)
Total, ada 55 penumpang yang berada di kapal berlantai tiga itu. Mereka terdiri atas 14 kru kapal, 20 anggota Basarnas Special Group (BSG), dan 21 penumpang dari sejumlah media. Kapal dinakhodai oleh Kapten Ahmad dari SAR pusat. Sedangkan BSG dikomandoi Komandan Kompi Charles Batlajery. (Baca: Empat Beda Raibnya AirAsia dan MH370)
Saat hari masih terang, tak ada kesibukan berarti di kapal, kecuali sesama penumpang yang saling berkenalan. Seorang anggota BSG sempat memamerkan trik sulap dengan kartu untuk menghibur penumpang. Malam harinya, kapal semakin sepi dan diselimuti kegelapan. Lampu-lampu di dek atas dan bawah dimatikan. Hanya lampu di lambung kapal yang menyala. (Baca: Misteri Tiga Menit Sebelum Hilangnya Air Asia)
Kapal berangkat di bawah naungan langit berawan, tapi kondisi laut cukup tenang. Tujuannya adalah 240 mil laut arah timur laut Jakarta atau perairan sebelah selatan Kalimantan. Itu adalah titik pertama dari empat lokasi perkiraan keberadaan pesawat yang harus disisir KN 224. (Baca: Air Asia Raib, Akun Indigo Ini Bikin Heboh)
Kapal ini hanya satu dari puluhan kapal yang dikerahkan untuk mencari pesawat Air Asia QZ8501. Pesawat nahas itu hilang dari pantauan radar milik otoritas penerbangan di Indonesia, Ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat rute Surabaya-Singapura yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh awak ini terakhir kali terekam di atas perairan Belitung pada pukul 06.16.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Baca juga:
Ahok Batasi Tiket Malam Tahun Baru Rp 15 Juta
Pesawat Pencari Air Asia Dibekali Radar Khusus
Erik Meijer : Indonesia Butuh Country Branding
Ahok Bangun 200 Tower Rusun Tahun Depan