TEMPO.CO, Kediri - Tragedi pesawat Air Asia QZ8501 meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Susiah, pengasuh bayi asal Kediri, Jawa Timur. Dia diajak majikannya berlibur ke Singapura untuk mengasuh anak, yang menjadi satu-satunya bayi dalam daftar manifes penumpang pesawat.
Susiah, 40 tahun, warga Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, sudah cukup lama bekerja sebagai pengasuh bayi di kediaman Martinus, warga Manggarai, Nusa Tenggara Timur. (Baca:Keluarga Penumpang Air Asia Akan ke Belitung)
Sebagai pengasuh setia, Susiah mendapat hadiah berlibur ke Singapura bersama keluarga Martinus. "Dia diajak liburan untuk menjaga momongannya," kata Supiah, sepupu Susiah, Selasa, 30 Desember 2014.
Rencana berlibur ke Singapura kemudian ia ceritakan kepada teman-temannya di kampung. Hal itu dilakukan saat Susiah pulang ke rumah satu pekan sebelum keberangkatan. Namun anehnya, rencana tersebut justru tak disampaikan kepada orang tua dan anaknya. "Dia hanya pamitan kepada temannya," kata Supiah. (Baca:Tim Pencari Air Asia Temukan Benda Mirip Pelampung)
Karena itu, ketika terdengar kabar kecelakaan Air Asia QZ8501 dari televisi, keluarga sama sekali tak curiga. Justru beberapa teman dan saudara jauh yang mengetahui keberangkatan Susiah yang mengawali pencarian informasi. Selanjutnya, kabar duka itu dibenarkan oleh saudara Susiah yang bekerja di Surabaya setelah melakukan pemantauan di bandara.
Supiah dan ayah korban, Katimin, tak habis pikir dengan musibah itu, terutama sikap Susiah yang tak pamit seperti biasanya. Hal itu dianggap sebagai firasat aneh sebelum tragedi terjadi. (Baca:Puing Diduga Air Asia Ditemukan Nelayan Bangka )
Hingga sekarang, suami dan adik Susiah masih berada di Juanda untuk memantau upaya pencarian pesawat tersebut. Mereka berharap ada pertolongan Tuhan yang membawa Susiah kembali ke rumah. "Semoga selamat," kata Supiah sambil menangis.
HARI TRI WASONO
Baca juga
Titik Temuan Serpihan dan Pelampung Diduga Air Asia
Pesta Oplosan, Empat Warga Lumajang Sekarat
Cari Air Asia, Basarnas Pantau Serpihan di Bangka
Pemerintah Genjot Produksi Pertamax