TEMPO.CO , Jakarta:- Status siaga Gunung Slamet tidak menciutkan nyali warga untuk merayakan malam pergantian tahun di lerengnya. "Kami akan menggelar pesta kembang api dan menerbangkan seribuan lampion di Bukit Tangkuban," kata Ketua Komunitas I Love Pemalang, Hindarto, pada Senin, 29 Desember 2014.
Bukit Tangkuban berada di wilayah Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Berada di lereng Gunung Slamet sisi utara, Bukit Tangkuban berjarak sekitar enam kilometer dari puncak. Adapun I Love Pemalang adalah komunitas warga perantau asal Kabupaten Pemalang.
Hindarto mengatakan, pesta perayaan malam tahun baru di Bukit Tangkuban bisa menjadi alternatif bagi rombongan pendaki dari berbagai daerah yang sudah terlanjur tiba di jalur-jalur pendakian Gunung Slamet. Sebab, seluruh jalur pendakian sejak Maret lalu masih ditutup karena gunung tertinggi di Jawa Tengah itu berstatus siaga.
Hindarto berujar, jalur pendakian ke Bukit Tangkuban cukup landai. Kendati demikian, dari puncak bukit tersebut, pengunjung bisa melihat seluruh daerah di Pantai Utara (Pantura) wilayah eks-Karesidenan Pekalongan. "Baru sekali ini ada perayaan malam tahun baru di Bukit Tangkuban," ujar Hindarto, warga Desa Karangsari, Kecamatan Pulosari.
Sebelum penerbangan lampion dan pesta kembang api pada malam hari, Komunitas I Love Pemalang juga menggelar bermacam acara di Bukit Tangkuban pada Rabu siang. Di antaranya aksi peduli lingkungan dengan menanam seribu bibit pohon puspa, outbound, dan doa bersama untuk keselamatan warga di sekitar Gunung Slamet.
Hindarto menambahkan, perayaan malam tahun baru di Bukit Tangkuban juga bertujuan untuk memprovokasi Pemerintah Kabupaten Pemalang. "Kami mengundang para pejabat agar tergugah untuk menggarap potensi wisata di Nyalembeng," katanya.
Ketua Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet (GALAS), Bambang Hariyanto, mengaku terbantu oleh kegiatan Komunitas I Love Pemalang di Bukit Tangkuban. "Banyak pendaki yang kecewa karena dilarang merayakan malam tahun baru di puncak Gunung Slamet. Sekarang kami bisa mengalihkan mereka ke Bukit Tangkuban," kata Bambang.
Bambang mengatakan, selama musim libur Natal dan Tahun Baru, sejumlah anggotanya berjaga di jalur pendakian Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. "Sudah banyak rombongan pendaki yang kami cegah agar tidak melanjutkan pendakian," ujarnya.
Selama Gunung Slamet berstatus siaga, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melarang warga beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak. "Kami terpaksa mencegah pendaki demi keselamatan mereka sendiri," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemalang, Wismo.
DINDA LEO LISTY
Berita terpopuler
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia
AirAsia Hilang, Nelayan Ini Dengar Ledakan di Belitung
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang