TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berkelit saat ditanya resolusinya pada tahun baru 2015. Menurut Ahok resolusi atau harapan sudah diselesaikannya pada 2014 dan dia kini cuma paham arti revolusi. "Revolusi belum usai," kata Ahok di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Taman Suropati, Rabu 31 Desember 2014.
Ahok yang pernah menjabat Bupati Belitung Timur ini menjelaskan pemahamannya soal makna revolusi diperolehnya dari rekannya yang berhaluan Marhaen. Ideologi dan jargon tersebut, kata Ahok, diperkenalkan oleh Presiden Soekarno. (Baca: Doakan Air Asia, Ahok Bagikan Lima Ribu Lilin)
Ahok mengatakan revolusi yang bermakna perubahan secepat-cepatnya menjadi tekadnya untuk memperbaiki Ibu Kota secara konsisten. Perubahan itu, kata Ahok, bisa dimulai dengan implementasi lima tertib yang dicanangkan pemerintah DKI pada 2015. Lima tertib itu ialah tertib pedagang kaki lima, demo, lalu lintas, buang sampah, dan hunian. (Baca: Ahok Promosikan 3 Tertib di Depan Petinggi Polisi)
Ahok juga berpesan bila perayaan Tahun Baru 2015 tak dirayakan secara berlebihan. Alasannya, Indonesia masih dalam suasana duka setelah longsor Banjarnegara dan jatuhnya pesawat Air Asia. "Tapi kita harus tetap optimis bila tahun depan akan lebih baik dari 2014 yang segera kita lewati," ujar Ahok.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita Terpopuler
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Satu Pramugari Air Asia QZ8501 Ditemukan Pagi Ini
Duka Air Asia, Ngunduh Mantu Raffi Ahmad Dikecam