TEMPO.CO, Yogyakarta - Kawananan bebek berjalan keluar dari petak kandang menuju kolam air. Suara mereka riuh. Kandang bebek berada di antara persawahan. Setidaknya 600 bebek mengisi 12 kandang itik. Tak hanya bebek, di kandang itu juga dipelihara kalkun dan entok. (Baca: Balik ke Beras Lokal, Sehat dan Berdaulat)
Ternak ini berlokasi di kampung pertanian terpadu Joglo Tani di Dusun Mandungan, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampung pertanian terpadu ini menempati lahan seluas 5 ribu meter persegi. Perempuan kelompok ternak itik bernama Kambangan Laras Mandiri atau Kalam yang mengelolanya. Saban hari, pada subuh, mereka memanen telur bebek. (Baca: Kuliner Sehat Berbahan Pangan Lokal 'Ndeso' )
Telur itu diambil untuk diolah menjadi telur asin. Sebagian mereka jual ke sejumlah pasar tradisional. Peternak memberi makan bebek dengan adonan bekatul. “Kami juga kasih makan karak atau nasi yang telah dijemur,” kata Sekretaris kelompok ternak itik Kambangan Laras Mandiri, Suhartini, 45 tahun, Rabu , 30 Desember 2014. (Baca: (Baca: Cerita Keraton Yogya Kecoh Belanda Lewat Kuliner)
Dari 600-an bebek di Joglo Tani, 35 ekor di antaranya adalah milik Suhartini. Semula, Suhartini punya 100 ekor bebek. Beberapa hari lalu, ia menjual 65 ekor bebek yang sudah tidak produktif miliknya, ke pedagang untuk selanjutnya dijual dalam bentuk daging bebek.
Setiap hari, dari 35 ekor bebek milik Suhartini, menghasilkan 25 telur butir. Pedagang secara rutin membelinya dengan harga Rp 1.200 per butir. Keuntungan dari menjual telur Rp 10 ribu per hari. Kelompok ternak itik itu punya sepuluh anggota. Tapi, dari sepuluh itu tinggal dua yang menitipkan bebeknya di Joglo Tani. Sebagian besar dari mereka telah beternak itik di rumah masing-masing.
Selain menjual telur, Suhartini juga menjual bebek miliknya ke pedagang. Harga per ekor bebek berbeda, tergantung umur. Dia mencontohkan untuk bebek yang masih produktif bertelur berharga Rp 75 ribu. Sedangkan, bebek yang berumur tua dan sudah tak menghasilkan telur dihargai Rp 50 ribu-Rp 60 ribu. Ia mendapat keuntungan Rp 40 ribu per ekor bebek yang terjual. (Baca: Bir Jawa Berkhasiat Melangsingkan Tubuh)
Bagi Suhartini, beternak bebek membantunya secara ekonomi. Suhartini merupakan petani yang punya lahan sawah di sekitar Joglo Tani. Dari beternak bebek itu, ia mendapatkan tambahan penghasilan. “Uang yang masuk sebagian saya gunakan untuk tambahan biaya sekolah dan kuliah anak,” kata Suhartini.