TEMPO.CO, Jakarta - Pencarian dan evakuasi penumpang pesawat AirAsia QZ8501 masih terus berlangsung. Otoritas di Indonesia belum menerangkan penyebab hilangnya kontak pesawat tersebut dari pantauan radar pemandu lalu lintas udara. (Baca: Hari Kelima, Berapa Kekuatan Tim Evakuasi AirAsia?)
Direktur pengelola situs Airlineratings.com, Geoffrey Thomas, mengatakan kecelakaan AirAsia QZ8501 mungkin terjadi karena pesawat terhenti dalan penerbangan. "Kecepatannya terlalu lambat," kata Thomas seperti dikutip CNN, Rabu, 31 Desember 2014. (Baca: Hari Kelima Duka Air Asia, 7 Jasad Ditemukan)
Pesawat AirAsia tujuan Singapura itu hilang kontak di atas perairan Belitung setelah 41 menit lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya. Thomas menuturkan rekaman radar yang tercatat pada mesin pemandu lalu lintas udara Indonesia menunjukkan adanya perubahan ketinggian terbang pesawat. Namun demikian, laju pesawat terhenti karena pilot gagal mempertahankan kecepatan. (Baca: Berapa Pasokan Avtur Buat Tim SAR AirAsia QZ8501?)
Analisis tersebut, kata Thomas, muncul dari bocoran tayangan layar dari mesin pemandu lalu lintas udara. Ia menambahkan, prosedur tetap bagi pilot yang akan mengubah jalur terbangnya adalah membuat posisi pesawat sedikit menukik, menambah kecepatan, dan kembali naik ke ketinggian yang diinginkan. Dalam soal QZ8501, Thomas melanjutkan, pesawat kehilangan kecepatan saat dalam keadaan menukik. "Situasinya tak bisa dipulihkan," kata Thomas. (Baca juga: Begini Prosedur Penyelaman Evakuasi Korban)
CNN | LINDA HAIRANI
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Duka Air Asia, Ngunduh Mantu Raffi Ahmad Dikecam
Indigo Ingatkan Ahok Soal Tahun Baru dan Gempa Jakarta