TEMPO.CO, Banda Aceh - Acara ratusan turis menyambut malam Tahun Baru 2015 Masehi di Pantai Casa Nemo, Desa Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, dibubarkan warga. Beberapa pengunjung diserang, ada yang terinjak dan disetrum.
Salah satu korbannya adalah Cut Tya Syahara, yang mengaku memar di bagian kaki dan merasakan terkena alat setrum. "Saya masih di Sabang. Saya masih trauma dengan kejadian malam itu," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 2 Januari 2015. (Baca: Indigo Ingatkan Ahok Soal Tahun Baru dan Gempa Jakarta)
Menurut Tya, malam itu dia bersama beberapa rekannya menghabiskan liburan di Kota Sabang, yang terkenal dengan keindahan alamnya. Dia bergabung bersama ratusan wisatawan lokal dan mancanegara di Pantai Casa Nemo. Ada pagelaran musik dan seni di sana yang dibuat oleh salah satu event organizer (EO). Semua izin disebutkan sudah lengkap, bahkan ada sekitar tiga polisi yang berjaga di pintu masuk lokasi wisata itu.
Malam tahun baru sekitar pukul 22.00 WIB, datang beberapa personel Wilayatul Hisbah (Polisi Syariat) dan warga yang melakukan razia. "Aman, tak ada narkoba dan minuman keras. Mereka minta acara musik dihentikan. EO menyetujui," ujar Tya. (Baca: Banyak Bencana, Bagaimana Pesta Tahun Baru Ahok?)
Acara musik dihentikan. Para pengunjung duduk-duduk di tepi pantai. Sekitar pukul 00.15 WIB, ada turis yang memasang lampion terbang. Beberapa menit setelahnya, datang sekelompok pemuda yang meminta para pengunjung membubarkan diri. Mereka memprovokasi pengunjung dengan kata-kata. "Bubar, bubar. Pulang, pulang."
Sebagian dari para pengunjung panik dan berusaha melarikan diri. Tya yang sedang duduk di pantai awalnya tak peduli, tapi kemudian ikut berlari. Saat itulah, dia terjatuh dan terinjak massa. "Saya lihat ada beberapa perempuan lain juga jatuh dan terinjak. Saya memar di kaki. Saya minta ampun dan minta tolong," tutur Tya. (Baca: Malam Tahun Baru di Bandung, Bagaimana Acaranya?)
Melihatnya terjatuh, seorang rekannya, Aan, berusaha membantu dan memapahnya. Saat itu, dia merasakan alat setrum mengenainya di bagian punggung. "Mungkin mereka tidak sengaja menyetrum saya."
Banyak pengunjung yang langsung meninggalkan tempat itu. Beberapa saat kemudian, polisi datang dan menenangkan suasana. "Kapolres datang dan minta maaf atas ketidaknyamanan itu," kata Tya, yang sempat memeriksakan diri ke rumah sakit.
Pasca-kejadian, Kamis, 1 Januari 2015, Kepala Desa Ie Meule dan ketua pemuda meminta maaf atas kejadian tersebut kepada pengunjung di Pantai Casa Nemo.
ADI WARSIDI
Baca berita lainnya:
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia
Sultan Yogya Dinilai Lembek Menyikapi Intoleransi