TEMPO.CO, Sidoarjo - Keluarga Hayati Lutfiah Hamidah, korban AirAsia, menyambut gembira kedatangan pihak AirAsia ke rumah di Jalan Raya Nala Nomor 14, Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. Beberapa kru AirAsia itu mengantarkan peti jenazah korban pertama AirAsia hingga tiba di permakaman umum desa setempat. (Baca: Janji Tony Fernandes ke Pramugari Korban Air Asia)
Namun, di tengah kunjungan itu tidak ada perbincangan tentang asuransi yang seharusnya ditanggung oleh pihak AirAsia, Jasindo, maupun Jasa Raharja. Mereka berlalu bersama para pelayat lain di pemakaman Hayati. "Mereka hanya mengantarkan jenazah, tidak ada pembicaraan itu (asuransi)," kata kakak ipar Hayati, Maskur, ketika ditemui di rumah duka, Kamis, 1 Januari 2015.
Hingga saat ini, kata dia, tidak ada yang memberitahu bahwa adik iparnya itu mendapatkan klaim asuransi. "Kalau masalah ada atau tidak asuransinya pasti ada informasi lebih lanjut, tapi sampai sekarang belum ada," kata Maskur. Ia menundukkan kepala mengenang keluarganya yang menjadi korban AirAsia. (Baca: Pujian Bos Air Asia ke Pilot yang Terkait Narkoba)
Meski nanti ada asuransi, Maskur tidak akan gegabah mengurusnya. Ia yakin bahwa dalam mengurus asuransi itu cukup rumit dan perlu beberapa berkas yang harus dilengkapi. Selain itu, semua keluarganya belum ditemukan, sehingga ia belum memikirkan ihwal asuransi ini. Maskur berharap pemerintah bisa mempercepat proses evakuasi dan identifikasi para korban AirAsia supaya jenazah bisa segera dimakamkan. (Baca: KNKT Perlu Selidiki Buku Panduan Darurat Air Asia)
Maskur mengapresiasi pencarian yang dilakukan oleh semua pihak dalam jangka waktu selama tiga hari ini. "Kalau dalam pencarian pemerintah memang sudah bagus, kami puas," kata Maskur.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca berita lainnya:
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501
Pilot Air Asia QZ7510 Terendus Pakai Narkoba
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501
Pilot Pakai Narkoba, Bos Air Asia: Itu Obat Batuk