TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Angkatan Laut Korea Selatan turut andil dalam evakuasi korban AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. Pada hari keenam pencarian, kru pesawat P-3C Orion KN-01 milik Korea Selatan berhasil menemukan enam jasad korban pesawat AirAsia yang hilang kontak sejak Ahad pagi, 28 Desember 2014.
"Setiap penemuan korban segera disampaikan lewat radio di samping melempar suar penanda posisi setiap korban untuk dievakuasi oleh KRI 357 Bung Tomo," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 2 Januari 2015.
Operasi pencarian oleh pesawat canggih itu dimulai pukul 08.50 WIB. Pesawat lepas landas dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta, lalu menyisir Selat Karimata di ketinggian 100 meter dari permukaan laut. Setelah menyisir area pencarian selama lebih dari dua jam, mereka berhasil menemukan tiga jasad.
Kemudian, kru menemukan tiga korban lainnya berturut-turut pukul 12.00 WIB, 12.31 WIB, dan 12.48 WIB. Salah satu jasad korban ditemukan dalam kondisi telentang. Setelah ditandai dengan suar, kru KRI 357 Bung Tomo mengirimkan kapal sekoci untuk mengambil jasad korban di lautan. Saat itu, ombak di Selat Karimata mencapai 4 meter.
Kru pesawat Orion yang dipimpin oleh Kolonel Yoon Ki-heui ini juga membantu menemukan serpihan dan badan utama pesawat. Timnya terdiri atas Kapten Mayor Lee Jung-bong dan Kapten Song Yong-hoon serta dua kopilot: Kapten Jang Woo-yong dan Kapten Lee Gyu-yoon.
Personel perwira penerbang CN-295 TNI AU, Mayor Penerbang Trinanda Hasan, dari Skuadron Udara 2 Halim juga bergabung dengan tim ini untuk mempermudah komunikasi. "Semoga kerja sama ini mempercepat upaya penemuan dan evakuasi korban serta menunjukkan solidaritas internasional," kata Hadi.
Saat operasi pencarian, P-3C Orion berkecepatan patroli 205 knot atau 375 kilometer per jam, jarak jelajah 3.000 mil laut atau 5.490 kilometer, diawaki 2 pilot dan 8 kru, serta dilengkapi peralatan deteksi radar udara, radar cuaca, Magnetic Anomaly Detection, Electronic Support Measures, dan Infra Red Detection System.
PUTRI ADITYOWATI
Baca Berita Terpopuler
Korban AirAsia QZ8501 Ketemu, Masih Ada 10 Misteri
Air Asia Ketemu, Keluarga Penumpang MH370 Cemburu
Pesawat Hilang: RI Lebih Cepat Ketimbang Malaysia
Pertamax, Sekarang Rp 8.800 per Liter