TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rokok kretek filter menyumbang persentase yang cukup tinggi dalam daftar komoditas yang berpengaruh terhadap angka kemiskinan nasional sepanjang 2014. "Kalau saja dikurangi, rokok ini besar sekali dampaknya," kata Kepala BPS, Suryamin, di kantornya, Jumat, 2 Januari 2015.
Data kemiskinan yang dirilis BPS meyebutkan, beras menduduki peringkat pertama sebagai komoditas penyumbang angka kemiskinan dengan porsi 23,39 persen di kota dan 31,61 persen di desa. Rokok keretek filter menyumbang kemiskinan 11,18 persen di kota dan 9,39 persen di desa. (Baca juga: Saking Miskinnya, Nenek Ginem Makan Bangkai)
Suryamin mengatakan peran komoditas makanan terhadap angka kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan nonmakanan. Barang nonmakanan yang menyebabkan kenaikan angka kemiskinan yakni perumahan (8,05 persen di kota dan 6,34 di desa), listrik (2,69 persen di kota dan 1,59 persen di desa), dan bensin (2,49 persen di kota dan 1,99 di desa).
Data BPS menyebutkan total penduduk miskin pada September 2014 mencapai 27,73 juta atau 10,96 persen dari total penduduk. Angka ini berkurang 0,55 juta dibanding Maret 2014 sebesar 28,28 juta atau 11,25 persen dari total penduduk. Jika dibandingkan September 2013, terjadi penurunan 0,87 juta orang. Sebanyak 17,37 juta berada di desa dan 10,36 juta di kota. (Baca: Setengah Juta Warga Bogor Hidup Miskin)
Dilihat dari konteks geografis, Maluku dan Papua menduduki posisi pertama sebagai domisili penduduk miskin Indonesia yakni 21,86 persen. Disusul Bali dan Nusa Tenggara 14,35 persen, Sulawesi 11,07 persen, Sumatera 11,11 persen, Jawa sebesar 10,5 persen, dan Kalimantan 6,43 persen.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Lain
Pertamax, Sekarang Rp 8.800 per Liter
Pertamax Rp 8.800, Berapa Harga Shell dan Total?
Harga BBM Turun, Tarif Bus Ogah Ikutan Turun