TEMPO.CO, Teluk Kumai - Berbagai peralatan canggih digunakan dalam misi pencarian AirAsia QZ8501 yang diduga jatuh di perairan Laut Jawa. Salah satunya adalah Remote Operated Vehicle (ROV) yang akan digunakan oleh Basarnas Special Group. (Cari Korban Air Asia, USS Sampson Bawa Helikopter)
ROV merupakan robot pencari bawah laut yang dilengkapi sonar dan kamera. "Robot ini bisa turun hingga kedalaman 100 meter," kata koordinator penyelam BSG Ardiansyah Putra, Kamis, 1 Januari 2015. (Lokasi Ekor Pesawat AirAsia QZ8501 Ditemukan)
Menurut Putra, ROV digunakan untuk memastikan keberadaan pesawat sebelum tim penyelam diturunkan. Alat berwarna kuning sepanjang 50 sentimeter dengan berat 5 kilogram itu memiliki kamera kecil di tiap sisi. ROV tersambung ke remote control dengan seutas kabel.
Saat diturunkan, ROV akan mengeluarkan sonar untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya. Jangkauan sonar mencapai radius 60 meter. Bila sonar mendeteksi adanya benda padat tertentu, alat tersebut akan mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda tergantung material benda.
Bila sudah dipastikan bahwa benda yang dideteksi sonar kemungkinan bagian dari pesawat, kata Putra, pilot ROV akan mengarahkan robot itu untuk mendekati benda tersebut. Kamera ROV akan memberikan data gambar yang langsung terlihat pada monitor di atas permukaan sehingga pilot dapat mengkonfirmasi bahwa benda itulah yang dicari.
Setelah posisi pesawat dipastikan oleh ROV, barulah penyelam akan turun untuk melakukan evakuasi.
Kelemahannya, bobot ROV yang hanya 5 kilogram, menyebabkan robot ini tidak dapat dioperasikan di perairan yang kecepatan arusnya melebihi 2 knot. "Kalau kecepatan di atas itu, alatnya bisa terbawa arus," ujar Putra.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita Terkait:
Cari Air Asia, Penyelam Pakai Kirby Morgan Band
Penjelasan Direktur Air Asia Soal Laporan Cuaca
Lokasi Ekor Pesawat AirAsia QZ8501 Ditemukan
Rute Surabaya-Singapura Dibekukan, Air Asia Patuh
AirAsia QZ8501, 5 Fakta dan 5 Tanda Tanya