TEMPO.CO, Jakarta - Dua badan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, ditemukan pada Jumat malam, 3 Januari 2014. Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Henry Bambang Soelistyo mengatakan pesawat Amfibi BE-200 dari Rusia yang bisa mendarat di laut akan dikirim siang ini ke lokasi penemuan dua bagian bodi pesawat nahas itu. (Baca juga: Bagian Tubuh Pesawat Air Asia Ditemukan Semalam)
"Saya sudah berkoordinasi dengan Rusia, rencana untuk mission area mereka dengan sasaran mengobservasi obyek yang mengapung agar tidak keluar area terbawa arus," kata Soelistyo di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Januari 2015. (Baca: KSAU Sebut Penerbangan AirAsia QZ8501 Berbahaya)
Pesawat itu mengangkut 40 hingga 50 penyelam handal. Mereka juga membawa unmanned submersible atau alat tanpa awak untuk bisa diterjunkan ke dua bagian pesawat AirAsia yang berada di kedalaman 30 meter itu. (Baca juga: 8 Mayat Korban Air Asia Diantar ke KRI Banda Aceh)
Selain Amfibi BE-200, Rusia juga mengirim pesawat Ilyushin II-76. Menurut Soelistyo, kru dari pesawat tersebut akan membantu pencarian dan evakuasi korban. (Baca juga: Pencarian Air Asia, Kumulonimbus Kembali Menghadang)
Soelistyo sudah menyediakan satu kapal di Pangkalan Bun untuk kru Rusia agar bisa menyeberang ke lokasi pencarian. Ada tiga sektor pencarian, yakni sektor pertama seluas 13.500 mil laut, sektor kedua 1.575 mil laut, dan titik ketiga 670 mil laut. Lokasi prioritas berada di sektor kedua. Di sektor tersebut ditemukan genangan minyak dan di dasar lautnya terdapat dua bagian bodi.
Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, Belitung, pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. AirAsia QZ8501 membawa 155 penumpang dan tujuh awak.
LINDA TRIANITA
Berita lain:
Bukti Air Asia QZ8501 Lalai Ini Bikin Jonan Kesal
Rute Air Asia Surabaya ke Singapura Dibekukan
Jenazah Korban Air Asia Ini Tak Disambut Kerabat