TEMPO.CO, Banda Aceh - Insiden pengusiran turis oleh sekelompok warga di malam Tahun Baru 2015 Masehi di pantai Casa Nemo, Desa Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, mengakibatkan pengelola tempat wisata itu rugi seratusan juta. Muncul citra buruk untuk pulau yang kaya destinasi wisata itu. (Baca: Sambut Tahun Baru di Sabang, Aceh, Turis Diserang)
Pengelola Casa Nemo, Balqis, mengatakan pihaknya menderita kerugian malam itu saja sekitar Rp 20 jutaan. Sementara pihak Event Organizer (EO) yang mengadakan live musik dari nine-nine-one juga rugi sekitar Rp 50 jutaan. "Ada juga tamu kami yang sudah memesan tempat, tapi kemudian membatalkan," katanya kepada Tempo, Ahad, 4 Januari 2015.
Menurut Balqis, rombongan dari Spanyol yang berjumlah 100 orang telah memesan tempat untuk berkunjung ke sana pada penghujung Januari nanti. Kepala rombongannya ada di Sabang pada malam kejadian. Merasa tak nyaman dengan insiden tersebut, mereka membatalkan kunjungan. "Ini kan mundur bagi pariwisata Sabang," kata Balqis. (Baca:Turis Diserang di Sabang, Rebutan Jatah Parkir?)
Pada malam kejadian, hampir 90 persen tamu Casa Nemo adalah turis mancanegara, selebihnya turis dari provinsi Sumatera Utara dan juga Banda Aceh. Dia menilai, ada beberapa kejanggalan pada kejadian malam itu di Casa Nemo. Hanya tempat itu yang diganggu warga. Sementara beberapa tempat lain juga mengadakan acara menyambut tahun baru, tapi tak terusik. Padahal semua izin telah diurus dan tak ada kendala sebelumnya. Tak ditemukan juga narkoba dan minuman keras di sana. Mereka berani membuat acara malam itu, karena semua pihak sudah menjamin.
Balqis menyayangkan Pemerintah Kota Sabang yang belum mampu melindungi tempat-tempat wisata dari tindakan sekelompok orang tak bertanggung jawab. "Pertanyaannya mau tidak Sabang menjadi tempat wisata, kalau mau, semua harus bisa menerima tamu dengan baik."
Kota Sabang dinilainya tumbuh dengan pariwisatanya. Pendapatan Daerahnya juga tinggi dari sektor ini. Banyak tamu yang kemudian merasa tak nyaman dengan insiden malam tahun baru itu. Harapan Balqis, pemerintah harus lebih proaktif dalam memberikan kenyamanan kepada para turis.
Insiden dipicu oleh sekelompok pemuda yang datang dan meminta para tamu yang sedang berada di sana membubarkan diri. Mereka menghembuskan isu bahwa para turis telah melanggar syariat. Mereka memprovokasi pengunjung dan membuat kekacauan. Banyak gelas-gelas yang dilempar ke laut dan kursi-kursi yang dirusak mereka.
Sebelumnya, Kapolres Kota Sabang, AKBP Nurmeiningsih, mengatakan kejadian itu berawal dari ketidaksenangan sebagian pemuda di sekitar lokasi. Oleh pengelola, awalnya, pengelolaan parkir diberikan kepada sebagian pemuda, dan sebagian yang lain tidak mendapatkan jatah. (Baca:Polisi Bantah Ada Turis Disetrum di Sabang, Aceh)
Kapolres berjanji akan terus memberikan kenyamanan kepada para turis dan berharap kejadian tidak terulang lagi. "Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, akan menindak-lanjuti," Kata Nurmeiningsih.
ADI WARSIDI
Baca berita lainnya:
Jonan Balas 'Surat Cinta' Pilot Qatar Airways
Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot
AirAsia Mirip Garuda yang Mendarat di Sungai
Bodi AirAsia Ditemukan, Kapal Singapura Dapat Apa?
Penjelasan Jonan Soal Damprat Air Asia