TEMPO.CO, Serang - Ribuan rumah diterjang banjir akibat meluapnya beberapa sungai yang ada di Provinsi Banten, yaitu Sungai Ciujung dan Ciberang di Kabupaten Lebak, dan Sungai Cilemer di Kabupaten Pandeglang. Tidak ada korban jiwa dalam bencana tahunan ini, tapi ratusan masyarakat terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Berdasarkan data yang dihimpun, di Kabupaten Lebak banjir menerjang Kecamatan Cimarga, Rangkasbitung, Wanasalam, dan Banjarsari. Sementara di Kecamatan Wanasalam, banjir menerjang tiga desa, yaitu Desa Cipedang, Desa Wanasalam, dan Desa Sukatani.
Untuk di Desa Cipedang, banjir menerjang Kampung Sinar Bakti dengan rumah terendam sebanyak 30 kepala keluarga, Kalidah 20 kk, Lio 10 kk, Pasir Kole 15 kk, Pakbar 30 kk, Sukamaju 45 kk, dan Sukamaju 33 kk. Selanjutnya, Desa Sukatani dengan total rumah terendam 74 kk, yakni di Kampung Cidadap, Desa Wanasalam. (Baca: Banjir Kampung Pulo, Warga Pilih Uang Kompensasi)
Korban di Kabupaten Lebak, yaitu Cidadap 90 kk, Wanasalam 3 kk, Cikarang 1 kk, Budi Mulya 2 kk. "Kecamata Banjarsari terdapat 10 desa dengan jumlah 1.071 kk yang terkena banjir," kata Koordinator Tagana Kabupaten Lebak, Aan Wiguna, Senin, 5 Januari 2015.
Selain itu, kata Aan, untuk dua kecamatan yang terkena banjir, yakni Rangkasbitung dan Cimarga, masih dalam pendataan. "Kami masih melakukan evakuasi rumah yang ambruk di Kecamatan Rangkasbitung," ujar Aan.
Data di Posko Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, banjir juga menerjang wilayah Kabupaten Serang, yakni Kecamatan Pamarayan yakni di Desa Pamarayan dengan jumlah kk sebanyak 4 kk, dan Kecamatan Kibin, Desa Tambak sebanyak 10 kk. (Baca: Djarot 'Endus' Penjualan Bantuan Korban Banjir)
Di Kota Cilegon, banjir menerjang Kecamatan Ciwandan, tepatnya lingkungan Kebangiran, dengan korban yang terkena banjir yakni sebanyak 150 kk. Tinggi genangan air rata-rata 40 cm-1 Meter. Banjir yang terjadi di Ciwandan sempat menggenangi jalan Cilegon-Anyer.
Banjir juga menerjang Kabupaten Pandeglang. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Cilemer dan Sungai Ciliman di Kecamatan Patia yang terdapat di 5 desa: Desa Patia dengan jumlah korban sebanyak 177 KK, Siranen 265 KK, Ciawi 234 KK, Idaman 275 KK, Cimoyan 175 KK. Kecamatan Sukaresmi, dan Desa Kubang Kampil 545 kk
Kecamatan Munjul yakni Desa Suka Saba 173 kk, Kecamatan Picung: Desa Bungur 100 Kk, Kopong 326 kk, Pagelaran, dan Bulogor 80 KK. Kecamatan Bojong: Desa Mekar Jaya 175 KK. Ketinggian banjir mencapai 50 cm hingga 1 meter.
Kepala BPBD Banten Ino S. Rawinta mengatakan status di Banten ini masih siaga darurat bencana belum tanggap darurat. Kendati demikian, Ino tidak menampik kemungkinan status tersebut meningkat menjadi tanggap darurat pada pertengahan bulan Januari nanti. "Karena curah hujan masih sangat tinggi di Banten," kata Ino. (Baca: Djarot Langsung Lapor Ahok Usai Blusukan Banjir)
Ino mengatakan, yang saat ini dilakukan yaitu membuat posko-posko untuk pengungsian di wilayah yang terkena banjir. "Yang kami lakukan yaitu penanganan pencegahan terjadi korban jiwa," ujar dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno mengatakan banjir yang terjadi saat ini lebih parah dari tahun sebelumnya. Solusi yang menjadi andalan Provinsi Banten yakni membangun Waduk Karian. "Waduk Karian menjadi solusi untuk banjir Banten," katanya.
WASI'UL ULUM
Baca juga:
Bulog Berharap Pemerintah Lanjutkan Program Raskin
Ini Alasan Johan Mundur dari Juru Bicara KPK
Bakteri Kolera Menyantap Gen Inang
Jennifer Aniston Tak Sesali Perceraiannya