TEMPO.CO, Malang - Wali Kota Malang, Jawa Timur, Mochamad Anton mengumumkan mutasi ratusan pejabat di halaman kantor tempat pembuangan akhir sampah Supit Urang, Selasa, 6 Januari 2015. Sekitar 200 pejabat dari eselon IV sampai eselon II mengikuti pengumuman mutasi ini.
"Pemerintah kota tak punya gedung besar, jadi pengumuman mutasi ini cukup beratap tenda," kata Anton. (Baca berita terkait: Abai Imbauan Jokowi, Wali Kota Ini Rapat di Hotel)
Menurut Anton, dirinya sengaja tidak menggelar pertemuan di hotel karena ada larangan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Lokasi pembuangan sampah Supit Urang akhirnya dipilih, kata Anton, karena selain murah, juga dapat menampung undangan dalam jumlah banyak. "Saya sekaligus mengajak pejabat untuk mengenal dan memahami daerah pinggiran kota," ujarnya.
Dalam sambutannya, Anton mengajak para pejabat mengeluarkan inovasinya dalam menangani masalah sampah di Malang. Sampah, kata dia, menjadi masalah utama dalam perkembangan sebuah kota, sehingga perlu ditangani secara terintegrasi melibatkan antar-aparatur. (Baca: Kantor Dibobol Pencuri, Wali Kota Malang Kecewa)
Semua pejabat yang mengikuti mutasi mengenakan setelan celana hitam dan kemeja putih. Mereka tampak tertib mengikuti kegiatan itu di bawah tenda, walaupun aroma busuk sampah sesekali terbawa angin menusuk hidung.
Sejumlah pejabat mengaku kaget pengumuman mutasi mengambil tempat di Supit Urang. Awalnya, mereka diundang untuk mengikuti rapat koordinasi awal tahun. Ternyata, setelah rapat, Wali Kota Anton langsung mengumumkan mutasi sejumlah pejabat.
"Saya tidak tahu kalau ada mutasi, undangannya untuk menghadiri rakor," kata Zulkifli Amrizal, Kepala Bagian Umum yang dimutasi menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika. (Lihat juga: Wali Kota Malang Berikan Data Kasus Korupsi ke KPK)
Muhammad Nur Widianto yang dilantik menjadi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat mengapresiasi pelantikan dan pengumuman mutasi di tempat pembuangan sampah. Dengan begitu, para pejabat diajak untuk lebih mengenal kondisi masyarakat pinggiran kota. Seusai pertemuan, Anton mengajak anak buahnya melihat-lihat pengolahan sampah. "Tradisi baik, pejabat diajak melihat realitas langsung di lapangan," katanya.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler:
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Ulama Malaysia Haramkan Yoga dan Kopi Luwak
Misteri Slot Air Asia, Aroma Kongkalikong Menguat
Kenapa Anak-anak Selamat dalam Kecelakaan Pesawat?