TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Bupati Kotawaringan Barat, Kalimantan Tengah, Ujang Iskandar mengatakan warganya menurunkan tiga kapal untuk membantu tim SAR menemukan bangkai dan korban pesawat AirAsia QZ5801. Para pemilik kapal yang sejatinya berprofesi sebagai pengusaha ikan itu merelakan kapal-kapalnya tak mencari ikan.
"Mereka mendatangi saya di rumah, lalu meminta izin berangkat. Saya izinkan, dan hingga hari ini sudah dua hari mereka melaut," kata Ujang di Masjid Agung Kotawaringin Barat, Senin malam, 5 Januari 2015. (Baca: Sangat Berani, Tim SAR Indonesia Dikagumi Amerika)
Ujang mengaku telah mendapat persetujuan dari tim SAR. "Sudah koordinasi, dan mereka mempersilakan," ujarnya. Hari ini merupakan hari kedua tiga kapal itu melaut mencari AirAsia QZ8501. "Semaksimal mungkin sampai ketemu."
Tiga kapal itu, menurut Ujang, berangkat dengan metode yang berbeda. "Ada ritual ala adat sini yang dilakukan terhadap kapal-kapal itu sebelum berangkat," tuturnya. (Baca: Riset BMKG: Air Asia Jatuh Karena Mesin Beku)
Sejak menjadi tuan rumah tanggap darurat bencana jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, Ujang sibuk melibatkan diri melayani tamu yang datang ke daerahnya terkait dengan pesawat tersebut.
Misalnya adalah penyediaan 162 peti mati untuk jenazah, penginapan gratis bagi tamu, dan gelaran doa bersama. Senin malam ini, selain berdoa bersama masyarakat muslim di Masjid Agung, Ujang juga berdoa bersama umat Kristen di gedung Antakusuma. (Baca: Kalimantan Tengah Waspada Gelombang Tinggi)
Hingga hari ini, baru 37 jenazah korban jatuhnya AirAsia QZ8501 yang berhasil ditemukan. Pesawat itu jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, pada Ahad pagi, 28 Desember 2014, setelah sempat hilang kontak. Pesawat itu membawa 155 penumpang dan tujuh awak.
MUHAMAD RIZKI
Baca juga:
Korupsi Bibit Bentul, Jaksa Tahan Pejabat Sampang
Koper Mencurigakan di Kempinski Berisi Air Mineral
Pedagang Minta Cirebon Tuntaskan Perda Minimarket
BBM Turun, Organda Cianjur Belum Turunkan Tarif