TEMPO.CO, Sidoarjo - Satu di antara penumpang pesawat Air Asia QZ8501 yang celaka pada 28 Desember 2014 adalah Soemanik Saera. Ibu mertua Hayati Lutfiah Hamidah, 37 tahun, warga Desa Sawotratap, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur--yang jasadnya sudah teridentifikasi--itu memenuhi ajakan berlibur keluarga anaknya sekalipun sudah diperingatkan untuk tidak bepergian jauh dulu.
Larangan itu disampaikan Khodir, adik Soemanik. Alasannya, ibu mereka baru saja meninggal. “Kalau orang Jawa kan seperti itu. Sebelum 40 hari, (keluarga) tidak boleh pergi jauh,” ujar Khodir ketika ditemui di rumah duka, Selasa, 6 Januari 2015. (Baca: Mirip Air Asia, Pesawat Ini Celaka Karena Awan)
Namun rupanya niat berlibur itu sudah bulat. Khodir menambahkan, keluarga Djoko Suseno, suami Hayati, sangat menyayangi Soemanik, sehingga kerap diajak bepergian. Bukan Cuma terhadap orang tua dan saudara yang lain, keluarga Djoko juga dikenalnya baik dengan para tetangga.
“Saya ingat waktu Lebaran lalu mereka membagikan hadiah atau uang kepada anak-anak di sekitar rumah kakak saya,” kata Khodir sambil menambahkan, “Mereka sekeluarga dan kakak saya itu orang baik, dan sebulan yang lalu mereka membeli rumah di Ketintang, Surabaya.”
Selasa lalu, rumah bercat kuning itu memang masih banyak dikunjungi oleh teman, keluarga dan tetangga yang ingin melayat Hayati. Mereka juga mendoakan Soemanik, Djoko, dan Naura Kanita Rosada Suseno (anak Djoko-Hayati) yang belum ditemukan. Foto-foto mereka dipampang di atas meja dekat pintu masuk rumah.
“Naura sekarang 9 tahun, dan ini foto waktu ultahnya dia bersama dengan orang tuanya,” kata Erna Susiati, adik Djoko, menunjuk salah satu foto itu. (Baca juga: Sekolah Abadikan Nama Naura, Korban Air Asia)
EDWIN FAJERIAL
Terpopuler
Ahok Pindahkan Lurah Susan dari Lenteng Agung
Cari Air Asia, Prajurit Cantik Juga Kangen Pacar
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi
3 Prajurit Cantik dan Misi Berburu Air Asia