TEMPO.CO, Sidoarjo - Keluarga besar Hayati Lutfiah Hamidah, 37 tahun, warga Desa Sawotratap, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, menyatakan belum memikirkan kompensasi terkait dengan tragedi jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501. Hayati sudah berhasil ditemukan, diidentifikasi, dan diterima keluarga untuk dimakamkan. Namun, suaminya, Djoko Suseno; anaknya, Naura Kanita Rosada Suseno; dan mertuanya, Soemanik Saera, belum.
“Keluarga masih kalut, cemas, dan berharap segera ditemukannya ibu, adik, dan keponakan saya,” ujar anggota keluarga, Maskur, yang bicara atas nama Erna Susiati, kakak Djoko, ketika ditemui di rumah duka, Selasa, 6 Januari 2015. (Baca: Hayati Lutfiah, Korban Air Asia Pertama yang Berhasil Diidentifikasi)
Maskur mengungkapkan bahwa pihak keluarga sangat berharap kepada tim SAR untuk segera menemukan ketiganya sekalipun sudah dalam kondisi meninggal. Doa-doa terus dipanjatkan, sehingga berita terkait dengan asuransi jiwa dan penerbangan yang disebut pemerintah sebagai penerbangan ilegal karena tidak berizin belum digubris.
Selain itu, dia menambahkan, “Sampai saat ini belum ada pihak Air Asia yang datang untuk membicarakan kompensasi tersebut.” (Baca: Air Asia Wajib Ganti Rugi Penumpang Rp 1,25 Miliar)
Hayati, Djoko, Naura, dan Soemanik adalah empat di antara 155 penumpang pesawat Air Asia QZ8501 Surabaya-Singapura yang diduga jatuh di perairan dekat Pulau Belitung pada Ahad, 28 Desember 2014. Keempatnya, yang kerap bepergian bersama, sejatinya hendak berlibur merayakan pergantian tahun ke Singapura pada hari itu.
EDWIN FAJERIAL
Terpopuler
Ahok Pindahkan Lurah Susan dari Lenteng Agung
Cari Air Asia, Prajurit Cantik Juga Kangen Pacar
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi
3 Prajurit Cantik dan Misi Berburu Air Asia