TEMPO.CO, Jakarta - Kotak hitam adalah benda paling penting dalam penyelidikan kecelakaan pesawat terbang. Dari alat perekam data tersebut, penyidik dapat menemukan fakta-fakta yang terjadi di dalam pesawat sesaat sebelum kecelakaan. (Baca: Ekor Air Asia Ditemukan di Dasar Laut)
Saat menyelidiki jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 2012, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan bahwa membuka kotak hitam adalah perkara mudah. "Kalau hanya membuka kotak hitam, tiga hari juga bisa," katanya kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Yang sulit dan memerlukan waktu lama adalah menyelesaikan laporan penyelidikan atau final report. Waktu investigasi kotak hitam yang dipersyaratkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) adalah 12 bulan. (Baca: Air Asia, Tali Jalan, dan Bahaya di Bawah Laut)
Beberapa data yang diperoleh Tempo menyebutkan kotak hitam biasanya diletakkan pada bagian ekor pesawat demi meminimalkan kerusakan. Sebab, biasanya kecelakaan menyebabkan kerusakan paling parah pada bagian badan atau kepala pesawat.
Untuk mencegah kerusakan, kotak hitam diberi pelindung dari lapisan titanium yang ringan tapi sekuat baja. Benda ini pun tahan panas karena baru bisa rusak jika terbakar dengan panas 1.668 derajat Celsius.
Apa isi kotak hitam? Benda ini ternyata terdiri atas dua bagian, yakni FDR atau flight data recorder yang berisi rekaman kondisi penerbangan, ketinggian, kecepatan, temperatur, serta CVR (cockpit voice recorder) yang merekam pembicaraan pilot dan kopilot. Ada satu lagi unsur penting kotak hitam, yakni pemancar sinyal agar benda ini cepat ditemukan.
EVAN KOESUMA
Berita Terpopuler
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk