TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI F.H. Bambang Soelistyo mengatakan ekor pesawat Air Asia yang baru ditemukan tidak perlu diangkat ke daratan. Selain ekor, obyek besar dan bodi pesawat juga tidak perlu ditarik dari dasar laut.
"Karena akan menghabiskan waktu, harus memasukkan floating balon atau crane," kata Bambang di kantornya, Rabu, 7 Januari 2015. "Sasarannya apa coba kalau kita angkat ekor?" (Baca juga: KRI Bung Tomo Serahkan Serpihan Air Asia ke KNKT)
Fokus evakuasi saat ini, ujar Bambang, adalah penumpang dan (kotak hitam) black box. Soal ekor akan diangkat atau tidak, itu menjadi tahapan evakuasi berikutnya. Menurut dia, yang terpenting adalah bagian ekor sudah ditandai oleh alat penanda bawah laut.
"Supaya, kalau ekor bergerak saat kita tinggal, pergerakannya masih kelihatan. Jadi, mau bergerak ke mana pun akan ditangkap oleh sistem kami," tuturnya.
Sekitar pukul 10.35 WIB, tim penyelam TNI Angkatan Laut dan tim geo surveyor berhasil menemukan ekor pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Selat Karimata. Lokasi penemuan ekor Air Asia QZ8501 berada di titik koordinat 3 derajat 38' 39'' Lintang Selatan dan 109 derajat 43' 45'' Bujur Timur. (Baca: Pastikan Black Box Air Asia, TNI Turunkan 4 Penyelam)
Posisinya berjarak 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. Tim menggunakan pemindai berupa side scan sonar pada area seluas 10 x 6 kilometer itu.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita lain:
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk
Khotbah Jumat Ngawur, NU: Jemaah Boleh Interupsi