TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mempertanyakan mengapa tak ada pejabat yang mengontaknya pasca jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dan kisruh rute penerbangan ini. Kata dia, tidak ada pejabat internal Kementerian Perhubungan maupun anggota Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat yang menghubunginya.
"Padahal semua punya nomor handphone saya, dan selalu aktif. Tak ada yang mengontak," ujar mantan Direktur PT. Kereta Api Indonesia ini di kantornya, 6 Januari 2015. "Bukan di media televisi ngomong ini itu, tapi (seharusnya) langsung menghubungi saya." (Baca: Rute-Dibekukan-Jonan-Bos-AirAsia-Mengaku-Salah)
Figur yang langsung sigap menghubungi dirinya adalah Presiden Joko Widodo. Jonan mengatakan, dirinya kerap berkoordinasi dengan Jokowi tentang perkembangan kasus ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla, memang tak intens berhubungan, namun kehadirannya di Crisis Center Surabaya, dan saran-saran yang diberikan, menurut Jonan, sudah merupakan kontribusi tersendiri. Baca: Bobol-Izin-Air-Asia-Juanda-Perketat-Izin-Terbang)
Kementerian Perhubungan membekukan sementara penerbangan AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura karena slot terbang ini tidak sesuai dengan surat Direktur Jenderal Perhubungan tertanggal 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Musim Dingin 2014/2015.
Dalam surat Dirjen izin AirAsia rute Surabaya-Singapura diberikan untuk terbang setiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Tapi realisasinya pada Hari Senin, Rabu, Jum’at, dan Minggu. Urusan ini terbongkar setelah AirAsia mengalami kecelakaan di perairan Karimata pada Ahad, 28 Desember 2014.(Baca: Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan)
Kini, investigasi dilakukan tak hanya terhadap AirAsia, melainkan seluruh rute maskapai penerbangan. Jonan mengatakan, tidak tertutup kemungkinan ada maskapai lain yang izin rutenya ikut dicabut.
URSULA FLORENE SONIA
Terpopuler
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Ulama Malaysia Haramkan Yoga dan Kopi Luwak