TEMPO.CO, Paris - Kantor majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo, ditembaki sejumlah orang bersenjata pada Rabu, 7 Januari 2015. Sebanyak 12 orang dikabarkan tewas dan sepuluh lainnya terluka akibat kejadian itu. Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi. (Baca: Penyerang Kantor Media Anti ISIS Pakai Kalashnikov)
Charlie Hebdo adalah majalah mingguan yang memiliki sejarah kontroversial terhadap gerakan Islam radikal. Pada 2011, situs surat kabar ini diserang oleh hacker setelah menerbitkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad. Pada 2 November 2011, ada pengeboman di kantor majalah itu, tapi tidak ada korban luka. (Baca: Media Anti ISIS Diserang, Prancis Siaga Satu).
Kemudian, pada Februari 2014, media ini dituding menghujat kaum Islam secara ofensif. Liga Pertahanan Yudisial Muslim (LDJM) pun membawa kasus ini ke pengadilan pidana di Alsace Moselle, daerah yang mempertahankan delik hukum Jerman tua, termasuk kejahatan penghujatan. Namun penghujatan itu bukanlah kejahatan bagi Prancis. Hukum penghujatan Alsace Moselle hanya mencakup Katolik, Protestan, dan Yahudi, tidak menyebutkan Islam.
CBCNEWS | AFRILIA SURYANIS
Berita lain:
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk
Khotbah Jumat Ngawur, NU: Jemaah Boleh Interupsi