TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menyarankan PT Mass Rapid Transit Jakarta untuk mengerjakan proyek pembangunan MRT selama 24 jam. Pengerjaan pembangunan MRT selama 24 jam bertujuan agar proyek itu bisa selesai tepat waktu.
"Dalam rapat tadi pagi, kami sudah sepakat untuk mempercepat pembangunan MRT," ujar Djarot di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 7 Januari 2015.
Menurut Djarot, PT MRT Jakarta bisa membuat sistem kerja dalam empat shift dengan durasi tiap shift selama enam jam. Para pekerja MRT, Djarot menjelaskan, sebaiknya mengoptimalkan kerjanya saat Jakarta memasuki jam tak sibuk, yakni malam hari. "Pada jam sibuknya, pagi-sore hari, beban kerjanya bisa dikurangi," tuturnya.
Mantan Wali Kota Blitar itu menjelaskan, saat ini, pembangunan MRT telah mencapai 60 persen. Dengan pengerjaan proyek 24 jam, Djarot berharap proyek tersebut bisa selesai tepat waktu. "Semoga masih on schedule," ujarnya.
Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, perseroan kini tengah membangun konstruksi bawah tanah. "Kami sedang menyiapkan dinding stasiunnya, dan itu masih terus berjalan," ujarnya.
Sedangkan untuk pembangunan jalur di atas, layang, kami sudah mulai memasang tiang pancang di depan Blok M Plaza, Jakarta Selatan. "Selain itu, di Lebak Bulus, kami sudah menyiapkan lahan untuk membangun deponya (stasiun) (baca: Cara MRT Bangun Stasiun Bawah Tanah di Sudirman).
Namun, ketika ditanya sudah berapa persen proyek pembangunan MRT tersebut dikerjakan, Dono enggan menyebutkannya. "Ini proyek lima tahun, tak bisa dilihat secara persentase," katanya. Perseroan, Dono menambahkan, akan berupaya untuk menyelesaikan proyek tersebut sebelum 2017 (baca juga: Pekerjaan Jalur Layang MRT Tertunda Sebulan).
GANGSAR PARIKESIT
Berita lain:
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk