TEMPO.CO, Malang - Keluarga penumpang korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 melancarkan protes kepada manajemen Air Asia. Mereka protes lantaran santunan pemakaman yang diberikan Air Asia tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan keluarga. (Baca: 8 Keluarga Korban AirAsia Mendaftar Ikut Tabur Bunga)
Pernyataan ini disampaikan keluarga mendiang Rudy Soetjipto, korban Air Asia yang berhasil diidentifikasi. "Biaya pemakaman dibatasi Rp 25 juta. Kesannya harga nyawa cuma segitu," kata Soejono Soetjipto, kakak Rudy, saat menerima kedatangan jenazah di Rumah Persemayaman Gotong Royong, Malang, Rabu, 7 Januari 2015.
Soejono menjelaskan petugas Persemayaman Gotong Royong menempatkan jenazah Rudy di tempat biasa. Sedangkan keluarga hendak memindahkannya ke ruang VVIP Anggrek. Namun, santunan dari manajemen Air Asia cuma cukup untuk persemayaman di ruang biasa. "Tidak apa-apa kami mengeluarkan biaya lagi. Tak masalah," katanya. (Baca: Begini Jenazah Korban Air Asia Diperlakukan)
Soejono berniat memindahkan jenazah adiknya ke ruang VVIP agar persemayaman cukup untuk tiga jenazah lagi. Untuk diketahui istri Rudy, Lindawati Anggoro, dan dua anaknya, Kevin Alexander Soetjipto dan Cindy Clarissa Soetjipto, turut menjadi korban pesawat nahas itu.
Jenazah Kevin telah dikremasi sedangkan jenazah Cindy dan Lindawati kabarnya telah ditemukan, tinggal menunggu identifikasi. Jika dua jenazah itu sudah diidentifikasi, butuh ruangan luas untuk persemayaman. Rencananya, jenazah Rudy, Cindy, dan Linda akan dikremasi bersamaan pada 9 Januari 2015.
EKO WIDIANTO
Berita Terpopuler
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk
Khotbah Jumat Ngawur, NU: Jemaah Boleh Interupsi