TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Tim SAR gabungan optimistis bisa menemukan kotak hitam atau black box Air Asia QZ8501 setelah penemuan ekor pesawat itu di Laut Karimata, Rabu, 7 Januari 2015. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menegaskan, jika sudah ditemukan, kotak hitam harus diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi, bukan lembaga negara lain.
"Logistik pencarian Basarnas yang atur, tetapi pembacaan black box harus di Indonesia," kata Jonan di Lapangan Udara Iskandar Pangkalan Bun, Rabu, 7 Januari 2015.
Basarnas mengumumkan penemuan ekor pesawat Air Asia QZ8501 di dasar Selat Karimata pada kemarin siang. Tim kapal MGS Geo Survey mendeteksi sonar di koordinat 03 36 31 S - 109 41 66 T. Sebanyak enam kapal yang berada di sekitar lokasi langsung menyisir temuan. Setelah dideteksi dan difoto dengan robot automatic unnamed vehicle, tim memastikan temuan tersebut adalah ekor pesawat sepanjang 10 meter.
Direktur Operasi Basarnas Marsekal Pertama S.B. Supriyadi mengatakan gambar tersebut menjadi penguat bahwa timnya akan semakin mudah menemukan kotak hitam dan flight instrument recorder. Kedua alat ini biasanya berada di ekor pesawat. (Baca: Duka Air Asia, Basarnas: Ekor Pesawat Tak Diangkat)
"Ini bukti untuk dapatkan black box. Mudah-mudahan black box bisa diangkat, dikirim dengan baik, dan rekamannya terdengar," kata Supriyadi. (Baca: Pencarian Kotak Hitam Air Asia QZ8501 Berlanjut Besok)
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya F. Henry Bambang Soelistyo menuturkan timnya tak akan sembarangan mengangkat kotak hitam. Ia akan melibatkan tim KNKT agar kondisi kotak hitam tetap terjaga.
"Sebenarnya, itu tanggung jawab mereka. Harus ada tim khusus KNKT yang ikut serta atau mengarahkan pengangkatan black box," ujar Bambang.
PUTRI ADITYOWATI
Berita lain:
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk
Khotbah Jumat Ngawur, NU: Jemaah Boleh Interupsi