TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Rosnida Sari, senang melihat mahasiswanya antusias saat diajak berkunjung ke salah satu gereja di sana. Sebelumnya, ia merasa khawatir mahasiswanya enggan menanggapi ajakannya itu.
"Awalnya saya khawatir mereka tidak mau datang dengan alasan hujan yang amat lebat atau karena tidak nyaman (takut) untuk datang ke gereja," katanya seperti dikutip dari laman Australiaplus.com yang terbit tanggal 5 Januari 2015.
Kekhawatirannya itu bukan tanpa alasan. Saat menawarkan ide itu di dalam kelas, hanya 3 orang dari total 26 mahasiswa yang menyatakan setuju. Sisanya hanya senyum kecut dan menggelengkan kepala. (Baca: Ajak ke Gereja, Dosen IAIN Aceh Diberi Sanksi)
Namun ternyata mahasiswa dari kelas gender itu sangat antusias. Beberapa di antara mereka menelepon Rosnida berkali-kali, bertanya bagaimana teknis kunjungan ke gereja. Dosen alumnus Universitas Flinders, Australia Selatan, itu pun sempat menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dibagikan kepada mahasiswanya. "Karena saya khawatir mahasiswa saya tidak mau bertanya ketika pak pendeta menyelesaikan pemaparannya," ujarnya.
Rosnida tak menyangka beberapa mahasiswanya justru antusias bertanya kepada pendeta. Ia menilai mahasiswanya sangat berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang agama Kristen. Mereka pun menginginkan kunjungan berikutnya.
"Ternyata mahasiswa saya tidak begitu kaku untuk datang ke gereja. Bagi sebagian muslim, masuk rumah ibadah agama lain adalah sesuatu yang dilarang, tapi saya tidak melihat ini dari mahasiswa saya," tutur Rosdina.
DEWI SUCI RAHAYU
Baca juga:
Tarif Listrik 12 Golongan Batal Naik
Klub Mana yang Sanggup Beli Messi?
Kilatan Meteor di Bucharest, Malam seperti Siang
Ini 3 Terorisme Fenomenal oleh Pelaku Kakak-Adik