TEMPO.CO, Semarang - Pengguna gas nonsubsidi ukuran 12 kilogram diduga merambah gas bersubsidi kemasan 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon. Namun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjamin tak terjadi kelangkaan pada gas melon.
"Elpiji 3 kilogram tak akan langka, karena Pertamina sudah memberikan kelebihan 2-4 persen dari kebutuhan," kata Ganjar setelah meresmikan stasiun pengisian gas cair jenis Vi-Gas di Semarang, kemarin. (Baca: Pangkalan Dilarang Menerima Penukaran Elpiji 12 Kg)
Baca Juga:
Ganjar meminta agar masyarakat mampu pengguna gas 12 kilogram tak panik dan beralih ke gas susbsidi. Sebab, gas susbsidi hanya digunakan kelompok kurang mampu. "Sadar dan toleran, malu menggunakan gas bukan haknya," tutur Ganjar.
Juru bicara Pertamina Operasi Pemasaran Regional IV Jawa Tengah dan DIY, Robert Marchelino, menyatakan sudah memberikan extra dropping gas melon di Jateng, yakni sebesar 2-12 persen. "Persentase extra droping bervariasi. Contohnya, Kota dan Kabupaten Semarang alokasi bulanannya besar sampai 12 persen. Sedangkan Cilacap dan Banyumas tidak sebesar Semarang," kata Robert. (Baca: Harga Elpiji 12 Kg Naik, Elpiji 3 Kg Kosong)
Tambahan juga dilakukan di DIY dan sekitarnya, dengan extra dropping sekitar 9 persen. Tambahan kuota itu untuk mengantisipasi isu kekurangan gas LPG yang dipengaruhi libur panjang akhir tahun dan tahun baru, curah hujan yang tinggi, serta migrasi dari 12 kilogram.
Robert meminta masyarakat membeli gas subsidi di lembaga penyalur resmi, yaitu di pangkalan, SPBU, dan modern market, agar harganya standar dan kesediaannya rutin. "Apabila di pengecer, pasti mengikuti hukum ekonomi pasar. Selain itu, harganya tidak standar dan ketersediaannya juga tidak rutin," katanya.
EDI FAISOL
Terpopuler
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja
Penyelam Belut Air Asia Jumpa Hiu: Assalamualaikum
'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur
Beresi Kisruh Penerbangan, Jonan Ikuti Cara Susi
Perjanjian Pranikah Korban Air Asia Susahkan Risma