TEMPO.CO, Paris - Aksi penembakan di kantor majalah satir terkenal Prancis, Charlie Hebdo, pada Rabu pagi, 7 Januari 2015, mengakibatkan 12 orang meninggal. Satu di antaranya bernama Elsa Cayat. Ia satu-satunya perempuan yang menjadi korban dari aksi penembakan itu.
Elsa, berusia 54 tahun, merupakan psikoanalisis dan penulis kolom di majalah Charlie Hebdo. Sebagai seorang kolumnis, ia menulis kolom bertajuk seperti otoritas orang tua secara mendalam hingga masalah bencana. (Baca: Charlie Hebdo Edisi Muhammad Dihargai Rp 265 Juta)
Menurut tantenya, Jacqueline Raul-Duval, seperti dilansir Dailymail.co.uk, Kamis, 8 Januari 2014, sebagai seorang psikiatri terlatih, Elsa mempunyai banyak sekali pasien. Ia menarik secara intelektual karena keahliannya dalam mendengarkan dan menganalisis pasien.
Valerie, pasien langganannya merasa terpukul dan menulis di Facebook setelah tahu Elsa tewas ditembak oleh sejumlah pria tak dikenal. "Saya berpikir tentang suaminya, putrinya, bantal berbentuk anjing miliknya, pasien-pasiennya yang ditinggalkan sosok yang menjadi panutan mereka, keluarganya, teman-temannya." (Baca: Diteror, Charlie Hebdo Akan Terbit 1 Juta Eksemplar)
Selain menewaskan 12 orang, pelaku penembakan yang menggunakan senjata otomatis dan peluncur roket, telah membuat 4 orang luka parah dan 11 orang luka ringan. Satu pria berusia 18 tahun yang diduga sebagai pelaku menyerahkan diri kepada polisi beberapa saat setelah serangan teror itu terjadi.
DAILY MAIL | CININTYA SYAKYAKIRTI
Baca juga:
Kepala Basarnas Yakin Black Box AirAsia Masih Utuh
Anak Eks Gubernur Maluku Utara Dituntut 8 Tahun
Ini Hasil Analisis BIN Soal Teror Charlie Hebdo
Mau Nonton 'Di Balik 1998'? Begini Ceritanya